AMBON,KOMPAS.com - Tim medis di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku hingga kini belum melakukan tracing dan testing kepada keluarga dan pihak yang kontak erat usai insiden perampasan jenazah Covid-19 di Dusun Ani, Desa Lokki, Kecamatan Huamual, beberapa waktu lalu.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, dr Doni Rerung mengatakan, tim medis belum berani melakukan tracing dan testing karena alasan keamanan.
“Iya belum. Tim medis juga masih takut karena ini kan suasananya masih panas, apalagi kemarin petugas dilempari (batu),” kata Doni kepada Kompas.com via telepon seluler, Kamis (17/2/202).
Baca juga: Kasus Warga Rebut Peti Jenazah Covid-19 di Maluku Dilaporkan ke Polisi
Doni mengungkapkan, petugas medis di wilayah itu belum berani karena juga diliputi rasa trauma.
Padahal kondisi saat itu, mereka juga dikawal aparat kepolisian.
“Petugas medis belum berani bukan karena suasana duka saja, tapi juga soal keamanan, jadi mereka masih trauma. Kemarin juga kan dikawal aparat tapi itu terjadi dan mereka dilempari, mereka di sana masih trauma,” katanya.
Dia memastikan tracing dan testing bagi keluarga yang berkontak erat dengan pasien meninggal akan dilakukan setelah suasana mereda.
“Apalagi kejadian kemarin itu kan membuat masyarakat tidak suka orang kesehatan jadi jangan kita ambil risiko dulu,” jelasnya.
Baca juga: Duduk Perkara Warga Rebut Peti Jenazah Covid-19 di Maluku
Diberitakan sebelumnya, warga di Dusun Ani mengambil paksa jenazah Covid-19 yang hendak dimakamkan di dusun itu pada Senin (14/2/2022).
Warga mengamuk sambil mengusir dan melempari petugas dengan batu. Usai diambil, jenazah langsung dimakamkan tanpa protokol kesehatan.
Warga tak terima karena almarhum divonis terpapar Covid-19 hanya berdasrkan hasil tes antigen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.