KOMPAS.com - Kabupaten Cilacap merupakan sebuah wilayah administrasi yang berada di selatan Provinsi Jawa Tengah.
Sejarah kabupaten ini sudah dimulai lama sebelum masa kemerdekaan Indonesia, yaitu pada saat penjajahan Belanda.
Baca juga: Viral, Video Pengendara Motor Jambret Kalung Anak Kecil di Cilacap, Bagaimana Kronologinya?
Pemerintah Hindia Belanda melalui besluit Gubernur Jenderal tanggal 21 Maret 1856 Nomor 21 menetapkan Onder Regentschap Cilacap ditingkatkan menjadi Regentschap (Kabupaten) Cilacap.
Disamping lokasinya yang strategis, kabupaten ini ternyata menyimpan berbagai fakta menarik yang tak banyak orang tahu.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Cilacap Naik, Muncul Klaster Sekolah hingga Perusahaan
Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengan dengan luas wilayah 225.360,840 Ha atau 2.252 kilometer persegi.
Luas wilayah ini yang terbagi menjadi 24 Kecamatan 269 desa dan 15 Kelurahan.
Baca juga: Muncul Kobaran Api di Kilang Cilacap, Pertamina Sebut Hanya Batuk
Kabupaten Cilacap memiliki motto “Jala Bhumi Wijayakusuma Cakti” yang artinya “kemampuan membudidayakan bumi, laut, air untuk kemakmuran”.
Hal ini karena dengan luas wilayah yang dimiliki juga menyimpan kekayaan alam yang melimpah.
Jika berkunjung ke daerah ini maka Anda akan menemui julukan Cilacap Bercahaya di berbagai tempat.
Banyak yang mengira bahwa asal julukan ini adalah dari suasananya yang panas dan terik.
Ada juga yang mengira sebutan cahaya adalah dari cahaya cerobong asap area industri.
Padahal sebutan “Bercahaya” merupakan kependekan dari bersih, elok, rapi, ceria, hijau, aman, dan jaya.
Julukan ini disematkan karena Cilacap telah mendapat beberapa penghargaan Adipura mulai tahun 2008, 2010, 2012, dan 2014.
Cilacap diberkahi dengan berbagai sumber daya alam, sehingga banyak industri yang berdiri di lokasi tersebut.
Pabrik yang didirikan mengolah berbagai hasil tambang dan juga hasil alam daerah setempat.