PLTS Likupang dapat menyalurkan listrik mencapai 15 MW dari kapasitas 21 Mega Watt Peak (MWp) yang terpasang.
Dengan kapasitas tersebut, PLTS ini menopang kelistrikan jaritan PLN Sulutgo (Sulawesi Utara-Gorontalo).
PLTS Likupang terhubung secara online dengan jaringan listrik milik PLN (online grid) atau tanpa baterai.
Sementara jam operasional PLTS ini terbatasi adanya sinar matahari yaitu selama 12 jam mulai dari pukul 05.30 hingga 17.30 WITA.
Selama beroperasi, pembangkit ini bisa mengaliri listrik untuk sekitar 15.000 rumah tangga.
Sebagai PLTS terbesar di Indonesia ini hanya bisa dikalahkan oleh hadirnya PLTS Terapung di Cirata yang masih dalam proses pembangunan.
Meski PLTS Likupan tidak bisa menghasilkan listrik sepanjang hari, namun jika dilihat dari sisi harga jauh di bawah penggunaan BBM dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Selain dari sisi harga, PLTS ini juga ramah lingkungan karena mampu mengurangi efek gas rumah kaca hingga 20,01 kilo ton.
PLTS memang menjadi salah satu cara untuk Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai sumber energi utama yang mudah dijangkau oleh masyarakat Indonesia.
Terlebih pendirian PLTS selalu terkendala oleh luasan lahan yang dibutuhkan dalam pembangunan infrastrukturnya.
Pembangunan PLTS Likupang menjadi salah satu wujud komitmen pemerintah untuk segera beralih EBT yang lebih ramah lingkungan.
Sumber:
ebtke.esdm.go.id
setkab.go.id
dpr.go.id
antaranews.com