Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan PLTS Karimunjawa Diresmikan, Apa Dampaknya bagi Rakyat?

Kompas.com - 24/10/2017, 07:04 WIB
David Oliver Purba

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com -  Pamerintah Provinsi Jawa Tengah meresmikan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kepulauan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah.

Proyek dengan kapasitas energi sebesar 283 kWp merupakan kerjasama Pemerintah Jawa Tengah dengan Pemerintah Denmark.

Proyek PLTS itu akan dibangun di tiga pulau, yaitu Pulau Parang dengan kapasitas 136 kWp, Pulau Nyamuk 111 kWp, dan Pulau Genting 36 kWp.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, proyek pembangunan PLTS di Karimunjawa dilakukan untuk mendukung ketersediaan listrik di destinasi wisata bahari itu.

Baca: Listrik di Karimunjawa Hanya Untuk 12 Jam, Ini Kata Gubernur Ganjar

Selama ini, energi yang dihasilkan dari PLTS dan Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) yang sudah ada hanya cukup untuk digunakan selama enam jam per hari.

Padahal, Karimunjawa merupakan destinasi wisata populer di Jawa Tengah yang memerlukan pasokan listrik lebih besar. Dengan dibangunnya PLTS tersebut, diharapkan mulai Oktober 2018 sebagian besar wilayah Karimunjawa bisa menikmati listrik selama 24 jam setiap hari.

"Karimunjawa karena ciri khasnya pulau-pulau kecil, maka kalau bisa energi yang lebih ramah lingkungan.  Panas matahari yang paling pas. Ini juga dilakukan untuk mendukung pengembangan wisata di Karimunjawa," ujar Ganjar di Kantor Bappeda Provinsi Semarang, Jawa Tengah, Senin (23/10/2017).

Wisatawan berdatangan ke Karimunjawa.TRIBUN JATENG/M SYOFRI KURNIAWAN Wisatawan berdatangan ke Karimunjawa.

Ia mengatakan, pasokan listrik yang dihasilkan dari PLTS tersebut sebesar 283 kWp atau mampu memasok listrik untuk 645 rumah tangga.

Pasokan listrik selama 24 jam tanpa henti diyakini bakal menggerakkan ekonomi masyarakat.

PLTS tersebut juga akan meningkatkan ketahanan energi khususnya pada saat gelombang tinggi, serta mampu menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) lebih dari 3.200 ton CO2 per tahun.

Untuk mewujudkan proyek ini, Pemerintah Kabupaten Jepara menyediakan lahan di tiga lokasi dengan luas 3.000 meter persegi. Sementara, Pemerintah Denmark mendanai pengadaan panel surya sebesar Rp 14 miliar.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Duta Besar Denmark untuk Indonesia Rasmus Abildgaar Kristensen menekan tombol sebagai simbol peresmian groundbreaking program kerjasama Environmental Support Programme Phase 3 (ESP3) di Kantor Bappeda Provinsi Jawa Tengah, Semarang,  Senin (23/10/2017).
DAVID OLIVER PURBA/ KOMPAS.com Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Duta Besar Denmark untuk Indonesia Rasmus Abildgaar Kristensen menekan tombol sebagai simbol peresmian groundbreaking program kerjasama Environmental Support Programme Phase 3 (ESP3) di Kantor Bappeda Provinsi Jawa Tengah, Semarang, Senin (23/10/2017).

Selain PLTS, Pemerintah Jawa Tengah sedang menjajaki kerjasama dengan Pertamina dan PLN untuk mengetahui apakah di Karimunjawa  berpotensi untuk dibangun  Pembangit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG).

"Kami sebenarnya mau mendorong lebih besar dengan (tenaga) gas. Tapi, Kami lagi bicarakan dengan PLN dan Pertamina untuk itu. Saya ingin menyelamatkan listrik di sana agar menyala 24 jam," ujar Ganjar.

Kerjasama Pemerintah Jawa Tengah dan Pemerintah Denmark juga meliputi penerapan teknologi untuk mengolah sampah menjadi energi listrik. Tiga daerah yang disasar yakni Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang di Kota Semarang, TPA Tritih Lor di Cilacap, dan pengolahan limbah di Klaten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com