Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat NTT Usung AHY Jadi Capres 2024

Kompas.com - 07/02/2022, 07:43 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Nusa Tenggara Timur (NTT), mengusung Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai calon presiden di Pilpres 2024 mendatang.

Kepastian itu diperoleh saat DPD Demokrat NTT menggelar konsolidasi calon pengurus baru, anggota fraksi Demokrat dan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) se NTT, yang digelar di Kupang, Sabtu (5/3/2022).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny Harman dan anggota DPR RI Komisi X, Anita Jacoba Gah, dan jajaran pengurus pusat DPP.

Baca juga: Foto AHY Dibakar Simpatisan Jefri Riwu Kore di Kupang, Begini Sikap DPP Demokrat

Juru bicara DPD Partai Demokrat Antonius Ratu Gah mengatakan, ada beberapa hasil penting dari konsolidasi tersebut.

"Pertama, kami ingin menghidupkan kembali mesin partai, memanaskan dan menggerakkan mesin partai dalam rangka menyatukan kembali kekuatan untuk merebut kekuasaan. Menang dalam Pemilu 2024, menang Pileg, Pilpres dan Pilkada Gubernur, Bupati dan Wali Kota, serta mengusung AHY sebagai calon Presiden," ujar Antonius, kepada Kompas.com, Senin (7/2/2022) pagi.

Melihat kondisi partai saat ini, lanjut Antonius, pihaknya perlu menghidupkan kembali mesin partai melalui infrastruktur partai yang sudah ada.

Baca juga: Heboh, Buaya Sepanjang 3,6 Meter Berkeliaran di Jalan Raya di Kupang, Ini yang Dilakukan Warga

Memanaskan, kata dia, dimaksudkan agar semua elemen partai menjalankan semua program–program prorakyat.

"Dan menggerakkan mesin partai yang dimaksud adalah menyosialisasikan Ketum AHY sebagai calon presiden di 2024," ujar Antonius.

Baca juga: Bunuh dan Perkosa 2 Remaja Kupang, Tinus Divonis Penjara Seumur Hidup, Ini Ceritanya

 

Kemudian lanjut dia, semua pengurus harus fokus melangkah maju bersama kader yang militansi, solid dan loyal kepada partai Demokrat.

Menurut Antonius, fenomena lunturnya militansi kader dapat membuat eksistensi suatu partai terancam.

"Masalahnya, bukan kurangnya kader yang berpendidikan tinggi, tetapi problem saat ini adalah militansi," sebut Antonius.

Baca juga: Tambang Pasir Laut Tanpa Izin, 4 Warga Kupang Ditangkap Polisi

Dia mengatakan, susah mendapatkan kader yang benar benar militan apalagi jika sering diancam pergantian antar waktu, bila tidak sesuai dengan kepentingan petinggi partai.

Belum lagi lanjut Antonius, bagi mereka yang ada di partai ini tapi rela berkampanye untuk mendukung caleg dari partai lain.

"Kalau sudah begini, mana bisa bicara solid dan loyal. Inilah saatnya kader partai menyadari dan melayakkan dirinya sebagai kader yang militan," kata Antonius.

Baca juga: Siswi SMP Jatuh ke Bawah Jembatan Liliba Kupang Ditinggal Ibu, Hendak ke Makam Nenek

Selain itu, pihaknya menyamakan cara pandang seluruh elemen partai untuk menjalankan agenda Demokrat dengan 10 program prioritas Partai Demokrat.

Kesamaan cara pandang menuntut segenap elemen untuk meletakkan kepentingan kolektif partai sebagai orientasi bersama, di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Pihaknya juga menyatakan sikap, pemilihan ketua DPD Partai Demokrat NTT Leo Lelo sudah sesuai dengan AD/ART dan Peraturan Organisasi.

Antonius berharap, setelah konsolidasi ini, kader Partai Demokrat segera melanjutkan kerja kerja politik untuk masyarakat, dengan keras dan kerja cerdas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com