HOS Tjokroaminoto dikenal dengan julukan Raja Jawa Tanpa Mahkota, atau De Ongekroonde Van Java.
Julukan ini disematkan berkaitan dengan kiprah Tjokroaminoto dalam membesarkan SI.
Setelah berubah menjadi SI, Tjokroaminoto membawa organisasi ini kepada Gubernur Jenderal Alexander Willem Frederik Idenburg untuk mendapat pengesahan.
Namun, pengesahan yang dimaksud itu tidak dikabulkan. Meski demikian, SI secara lokal tetap mendapat status badan hukum.
Sejak saat itu, keanggotaan SI pun meningkat hingga tercatat mencapai 2,5 juta orang.
Dengan jumlah anggota yang besar itu, SI telah memberikan banyak manfaat kepada masyarakat luas.
Maka HOS Tjokroaminoto pun dianggap sebagai Ksatria Piningit bagi para pribumi.
Sementara bagi pemerintah Hindia Belanda, sosok HOS Tjokroaminoto merupakan sosok yang harus diperhitungkan perjuangannya.
Maka Belanda saat itu menyematkan julukan Ongekroonde Van Java atau Raja Jawa Tanpa Mahkota kepadanya.
Baca juga: Rumah HOS Tjokroaminoto di Surabaya Disulap Menjadi Museum Sejarah
HOS Tjokroaminoto merupakan seorang pemikir yang produktif menuangkan pikiran-pikirannya dalam sebuah tulisan.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya karya dalam bentuk buku dan tulisan lain yang dihasilkan Tjokroaminoto.
Beberapa karya tersebut antara lain:
HOS Tjokroaminoto jatuh sakit pada tahun 1934, tepatnya saat dia mengikuti Kongres SI di Banjarmasin.
Pada tanggal 17 Desember 1934, HOS Tjokroaminoto meninggal dunia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Pekuncen, Yogyakarta.
HOS Tjokroaminoto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1961.
Sumber:
Kompas.com
Kemsos.go.id
Iaincurup.ac.id