Menurut Sumanto, warga satu rukun tetangga (RT) Dusun Ngentak sudah lama mendengar informasi rencana pembangunan jalan tol pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Akan tetapi, daerah yang terkena dampak pembangunan jalan tol tersebut adalah Dusun Siman yang terletak di barat daya Dusun Ngentak atau sekitar satu kilometer.
Rencana pembangunan jalan tol oleh Presiden Soeharto mandek. Rencananya diteruskan anak Soeharto, Siti Hardijanti Hastuti Indra Rukmana alias Tutut Soeharto.
Baca juga: Gibran Sebut Solo Diuntungkan Adanya Jalan Tol Solo-Ngawi
Namun, sampai sekarang pembangunan jalan tol tersebut tidak terealisasi. Justru, pembangunan jalan tol ini dilakukan oleh Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi).
"Dulu katanya tahun 2000 harus jadi jalan tolnya. Tapi berhenti. Tahu-tahunya Pak Jokowi yang bangun jalan tol. Ternyata dusun yang terkena dampak pembangunan jalan tol ini Dusun Ngetak RT 014," kata Sumanto yang juga berjualan kuliner soto.
Meskipun terkena dampak, warga langsung menyetujui besaran nilai ganti untung dari pembangunan jalan tol. Mereka beralasan agar proyek nasional tersebut segera terbangun.
"Warga dikasih undangan dari kelurahan suruh berkumpul, mendengarkan informasi di Desa Kranggan dilewati jalan tol. Ternyata, betul didatangi dari kecamatan, BPN. Mereka memberi saran mau dibangun jalan tol. Akhirnya semua warga langsung menyetujui besaran nilai ganti untung," terang dia.
Baca juga: Warga Sleman Penerima Ganti Rugi Tol Yogya-Bawen Pilih Beli Vila ketimbang Mobil
Setelah menerima uang ganti untung dari proyek pembangunan jalan tol, warga kemudian meninggalkan rumah mereka dan pindah ke berbagai tempat.
Sedang Sumanto tetap tinggal di RT 014 Dusun Ngentak bersama dengan keluarga.
Sebab, kata Sumanto lahan miliknya yang terkena dampak pembangunan jalan tol tersebut berupa tanah persawahan seluas 980 meter persegi.