Salin Artikel

Cerita Sumanto yang Tak Lagi Punya Tetangga Setelah Terdampak Proyek Tol Solo-Yogyakarta

Dusun itu dahulunya ditempati 18 kepala keluarga (KK) terdiri ratusan jiwa. Sekarang semuanya sudah pindah ke berbagai tempat.

Bangunan rumah mereka semua sudah dirobohkan. Hanya tersisa satu rumah bercat hijau yang masih berdiri kokoh.

Rumah itu milik keluarga Sumanto (58). Rumah pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu berada di tepi jalan tepatnya, di pojok perempatan.

Rumah Sumanto merupakan satu-satunya bangunan yang tidak terkena dampak proyek pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta.

"Dulu di sini ada 18 KK. Karena ada pembangunan jalan tol semua kena. Mereka ada yang pindah di Gawok, Delanggu, Sribit, Segaran, dan Juwiring," kata Sumanto ditemui di rumahnya, Rabu (26/1/2022).

Sumanto mengatakan warga menerima informasi jika wilayahnya terkena dampak pembangunan jalan tol yang memiliki panjang 96,57 kilometer secara mendadak.

Mau tidak mau warga harus merelakan rumahnya dan pekarangan serta sawahnya digunakan untuk pembangunan jalan tol.

"Kami dapat informasi mau dibangun jalan tol baru tahun kemarin. Jadi langsung (mendadak)," ungkap dia.

Akan tetapi, daerah yang terkena dampak pembangunan jalan tol tersebut adalah Dusun Siman yang terletak di barat daya Dusun Ngentak atau sekitar satu kilometer.

Rencana pembangunan jalan tol oleh Presiden Soeharto mandek. Rencananya diteruskan anak Soeharto, Siti Hardijanti Hastuti Indra Rukmana alias Tutut Soeharto.

Namun, sampai sekarang pembangunan jalan tol tersebut tidak terealisasi. Justru, pembangunan jalan tol ini dilakukan oleh Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi).

"Dulu katanya tahun 2000 harus jadi jalan tolnya. Tapi berhenti. Tahu-tahunya Pak Jokowi yang bangun jalan tol. Ternyata dusun yang terkena dampak pembangunan jalan tol ini Dusun Ngetak RT 014," kata Sumanto yang juga berjualan kuliner soto.

Meskipun terkena dampak, warga langsung menyetujui besaran nilai ganti untung dari pembangunan jalan tol. Mereka beralasan agar proyek nasional tersebut segera terbangun.

"Warga dikasih undangan dari kelurahan suruh berkumpul, mendengarkan informasi di Desa Kranggan dilewati jalan tol. Ternyata, betul didatangi dari kecamatan, BPN. Mereka memberi saran mau dibangun jalan tol. Akhirnya semua warga langsung menyetujui besaran nilai ganti untung," terang dia.

Setelah menerima uang ganti untung dari proyek pembangunan jalan tol, warga kemudian meninggalkan rumah mereka dan pindah ke berbagai tempat.

Sedang Sumanto tetap tinggal di RT 014 Dusun Ngentak bersama dengan keluarga.

Sebab, kata Sumanto lahan miliknya yang terkena dampak pembangunan jalan tol tersebut berupa tanah persawahan seluas 980 meter persegi.


Sumanto menerima uang ganti rugi pembangunan jalan tol sebesar Rp 625 juta. Uang tersebut langsung dia gunakan untuk membeli lahan sawah lagi dan merenovasi rumahnya.

"Saya tinggal sendiri sama anak-anak dan istri. Tetangga semua sudah pindahan karena rumah mereka terkena pembangunan tol," kata bapak dua anak tersebut.

Sumanto mengaku tidak mempermasalahkan hidup sendiri. Di dusun tersebut keluarga Sumanto juga tergolong baru. Sumanto bersama keluarga tinggal di Dusun Ngentak tahun 2013.

Awalnya, Sumanto tinggal di Kecamatan Delanggu. Karena lahan miliknya terkena proyek pelebaran jalan, Sumanto dan keluarga akhirnya pindah ke Dusun Ngentak, Polanharjo hingga sekarang.

Sebelumnya, Kepala Seksi Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Klaten, Sulistiyono mengatakan sudah 21 desa di sembilan kecamatan yang sudah menerima ganti untung dampak pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta.

Dari 21 desa itu paling banyak yang menerima ganti untung adalah Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo.

Menurut Sulis Desa Kapungan ini menjadi titik lingkar susun jalan tol Solo-Yogyakarta.

"Untuk bidang tanah di 21 desa itu nilainya mencapai Rp 1,17 triliun. Yang paling banyak menerima pembayaran itu Desa Kapungan karena di situ untuk lingkar susun," ungkap dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/01/26/133458378/cerita-sumanto-yang-tak-lagi-punya-tetangga-setelah-terdampak-proyek-tol

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke