Mendengar teriakan anak tersebut, Cipto bergegas menuju ke dalam rumah yang masih berkobar api. Dia masuk tanpa rasa takut, dan berhasil membawa gadis mungil yang sedang menangis.
Gadis itu juga sudah tertular pes. Cipto dengan telaten mengobatinya. Hingga akhirnya usaha Cipto berhasil, dan gadis itu bisa sembuh dari pes.
Namun, gadis itu sudah yatim piatu. Orangtuanya sudah meninggal dunia akibat ganasnya wabah pes saat itu.
Maka Cipto memutuskan untuk mengangkat anak kecil itu sebagai anaknya, dan memberikan nama kepada gadis itu Pestiati.
Meski anak angkat, namun Cipto sangat menyayangi Pestiati. Cipto juga menyekolahkannya secara layak.
Baca juga: 12 Pahlawan Nasional Asal Sumut, Ada AH Nasution dan TB Simatupang
Keberanian Cipto Mangunkusumo dalam menangani wabah pes di Malang membuahkan hasil.
Tak hanya wabah yang dapat ditangani, Cipto juga mendapat bintang jasa Orde Oranye-Nassau dari Ratu Wilhelmina pada tahun 1912.
Namun, bintang jasa itu hanya satu tahun digenggam Cipto. Pada tahun 1913, Cipto mengembalikannya karena tidak diizinkan untuk menangani wabah pes yang melanda di Solo.
Selain dari kesehatan, Cipto Mangunkusumo juga berjuang melawan Belanda dari dunia politik.
Puncak dari perjuangannya itu membuat Cipto harus diasingkan ke sejumlah tempat di luar Jawa, seperti Madura, Aceh, Palembang, Jambi, dan Kalimantan Timur.
Pengasingan itu dilakukan karena Cipto dinilai membahayakan kolonial Belanda dengan gagasan dan pikiran-pikirannya.
Pada masa pengasingan itu penyakit asma yang lama diderita Cipto kambuh.
Suatu saat, Cipto diminta untuk menandatangani perjanjian agar bisa pulang ke Jawa. Namun, syaratnya dia harus melepaskan hak politiknya.
Syarat tersebut ditolak mentah-mentah oleh Cipto. Dia berujar lebih baik mati di Banda daripada harus melepas hak politiknya.
Berikutnya, Cipto dipindahkan ke Bali dan Makassar. Memasuki tahun 1940, Cipto dipindahkan lagi ke Sukabumi, Jawa Barat.
Cipto Mangunkusumo menghembusknan meninggal dunia pada 8 Maret 1943 akibat penyakit asma.
Dia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah.
Sumber:
Kompas.com
Kemdikbud.go.id
Kemsos.go.id