Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Cipto Mangunkusumo dan Perjuangan Memberantas Wabah Pes di Malang

Kompas.com - 26/01/2022, 12:00 WIB
William Ciputra

Penulis

Masuk Budi Utomo

Saat organisasi pergerakan Budi Utomo lahir yang digagas oleh Dokter Sutomo, Cipto Mangunkusumo segera menggabungkan diri menjadi anggota.

Di Budi Utomo inilah pikiran-pikiran dan gagasan politik Cipto Mangunkusumo mulai terlihat dengan jelas.

Seperti saat Cipto mengusulkan agar Budi Utomo menjadi organisasi yang terbuka dan demokratis bagi seluruh rakyat, dan tidak menjadi organisasi elitis bagi kalangan priyayi saja.

Namun pandangan Cipto itu mendapat pertentangan dari Radjiman Wedyodiningrat, anggota Budi Utomo yang lain.

Radjiman yang merupakan dokter Raja Kasunanan Solo ini menginginkan Budi Utomo untuk tetap menjadi gerakan kebudayaan yang Jawa-sentris, dan menolak usulan dari Cipto.

Akibatnya, Cipto Mangunkusumo memilih untuk mundur dari keanggotaannya di Budi Utomo.

Cipto Mangunkusumo Mengatasi Wabah Pes di Malang

Setelah ikatan dinasnya berakhir, Cipto membuka praktik dokter di Solo, Jawa Tengah.

Di Solo inilah perhatian Cipto pada kesusahan rakyat kian bertambah. Dia masuk dari kampung ke kampung untuk menyembuhkan penyakit rakyat tanpa bayaran.

Di Solo pula, Cipto Mangunkusumo lebih dikenal sebagai “Wong Pinter” atau orang pintar, ketimbang “Dokter Rakyat” yang sesuai dengan gelar akademisnya.

Bahkan tidak sedikit orang Jawa pada waktu itu yang mengira Cipto Mangunkusumo adalah seorang dukun walaupun menggunakan alat-alat kedokteran saat mengobati pasien.

Pada tahun 1910, terjadi wabah pes di Malang, Jawa Timur. Penyakit yang disebabkan oleh kutu tikus itu sangat mudah menyebar dan sulit ditangani.

Kondisi diperparah dengan jiwa rasisme dokter-dokter Belanda yang tidak mau dikirim ke Malang dengan alasan jijik dan takut tertular.

Baca juga: 8 Kiai Bergelar Pahlawan Nasional, Ada KH Hasyim Asyari hingga KH Ahmad Dahlan

Cipto Mangunkusumo yang geram dengan sikap dokter-dokter itu lantas memberanikan diri mendaftar menjadi tenaga medis untuk ditempatkan di Malang.

Permintaan itu dikabulkan. Cipto lantas dikirim sebagai dokter dinas di Malang. Di sana, dia dengan sepenuh jiwa mengobati para korban pes yang mayoritas masyarakat pribumi.

Selama menangani wabah pes di Malang ini, Cipto senantiasa keliling ke pelosok-pelosok. Aksinya mengobati pasien ini dilakukan tanpa menggunakan masker atau penutup hidung sama sekali.

Berhadapan dengan para pasien pes, Cipto menunjukkan sifat budi luhurnya. Dia menangani pasien dengan penuh welas asih, rasa kemanusiaan, dan penuh dedikasi.

Di Malang pula kemudian muncul nama yang melekat saat membahas perjuangan Cipto Mangunkusumo, yaitu seorang anak bernama Pestiati.

Suatu hari, Cipto mendengar jeritan anak perempuan dari dalam rumah yang dibakar warga. Benar, rumah itu dibakar warga karena penghuninya menjadi korban pes.

Warga percaya, dengan membakar rumah tersebut maka penyakit pes tidak akan menyebar ke lingkungan sekitar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Katering Kirimkan 800 Porsi Buka Puasa Setiap Hari ke Masjid Sheikh Zayed Solo, Ternyata Diduga Korban Penipuan

Katering Kirimkan 800 Porsi Buka Puasa Setiap Hari ke Masjid Sheikh Zayed Solo, Ternyata Diduga Korban Penipuan

Regional
Hadiri Halalbihalal Pemprov Sumsel, Agus Fatoni: Silaturahmi Pererat Kesatuan dan Persatuan

Hadiri Halalbihalal Pemprov Sumsel, Agus Fatoni: Silaturahmi Pererat Kesatuan dan Persatuan

Regional
Ribuan Sampah Peraga Kampanye Menumpuk di Kantor Bawaslu Pangkalpinang

Ribuan Sampah Peraga Kampanye Menumpuk di Kantor Bawaslu Pangkalpinang

Regional
Polisi Tangkap Pria di Alor yang Bacok Temannya Usai Kabur 3 Hari

Polisi Tangkap Pria di Alor yang Bacok Temannya Usai Kabur 3 Hari

Regional
Seorang Pemuda di Rokan Hulu Bunuh Temannya gara-gara Buah Sawit

Seorang Pemuda di Rokan Hulu Bunuh Temannya gara-gara Buah Sawit

Regional
Dialog RI-China di Labuan Bajo NTT, Indonesia Usulkan Program Pelabuhan Karantina Kembar

Dialog RI-China di Labuan Bajo NTT, Indonesia Usulkan Program Pelabuhan Karantina Kembar

Regional
Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Regional
Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Regional
Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

Regional
Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com