GARUT, KOMPAS.com - Seorang siswa sekolah dasar (SD) di Kabupaten Garut, dilaporkan sakit hingga meninggal usai lima hari pasca divaksin Covid-19.
Pemerintah Kabupaten Garut pun saat ini tengah melakukan penelusuran penyebab meninggalnya siswa SD tersebut.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengungkapkan, pihaknya menerima laporan adanya anak yang berusia 7 tahun, diduga meninggal dunia setelah sempat sakit dan dirawat di puskesmas, pada beberapa hari usai menerima vaksin.
Baca juga: Siswa SD di Tasikmalaya Meninggal Dunia Usai Divaksin, Ini Penjelasan Dinkes
"Tujuh tahun, anak perempuan, dia itu divaksin Sabtu (15/01/2022), masuk Puskesmas tanggal 19 karena muntah-muntah," jelas Leli saat dihubungi lewat telepon genggamnya, Minggu (23/01/2022).
Kemudian, pada tanggal 20 Januari 2022, anak tersebut diperiksa dokter dan kondisinya mulai membaik dengan keluhan mulai berkurang.
Namun pada tanggal 21 Januari 2022 pagi, saat dokter kembali memeriksa, anak itu kembali muntah-muntah disertai sakit kepala.
Baca juga: Murid PAUD di Cianjur Meninggal Sehari Usai Divaksin Covid-19, Satgas: Diduga KIPI
"Kemudian dilakukan cek lab, sorenya kondisi anaknya nge-drop, pukul 17.35 pasien dinyatakan meninggal dunia," katanya.
Leli menuturkan, pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab meninggalnya anak tersebut.
Menurutnya, tim KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) yang dibentuk Pemkab Garu mulai melakukan penelusuran dan mendiskusikan penyebab kematian anak tersebut hari ini (23/1/2022).
"Jadi kita belum bisa memberikan keterangan ini dari mana penyebabnya, belum tentu karena vaksin," katanya.
Leli menuturkan, saat dilakukan vaksinasi, anak tersebut dinyatakan lolos screening oleh dokter.
Namun, pihaknya juga belum bisa memastikan apakah saat divaksin anak tersebut didampingi orangtuanya atau tidak.
"Kita ada ketentuan saat divaksin ditemani orangtua, saya belum menanyakan saat divaksin ditemani orangtua atau tidak," katanya.
Leli menambahkan anak tersebut divaksin di sekolahnya.
Sementara, ibu dari sang anak tersebut dikenal sebagai kader Posyandu di daerahnya dan pihaknya baru menerima laporan satu kasus kejadian seperti ini.
"Kita masih menelusuri, belum bisa memastikan apa penyebabnya," tegas Leli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.