Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Nasir
Wartawan

Wartawan Kompas, 1989- 2018

Sunda dalam Multikulturalisme

Kompas.com - 20/01/2022, 09:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

RAMAI-ramai memprotes sikap ketidak-sukaan penggunaan Bahasa Sunda dalam rapat, mengingatkan pada pendidikan multikulturalisme yang menganjurkan penggunaan semua bahasa untuk keakraban dan saling menghargai.

Dalam pendidikan multikulturalisme diberikan semua pengetahuan bahasa di seluruh dunia, termasuk Bahasa Sunda dan daerah-daerah lain.

Semua bahasa diberikan sepotong-sepotong supaya cepat dan mudah dikuasai dengan tujuan untuk digunakan sebagai selingan ketika berbicara di depan pengguna bahasa-bahasa.

Khusus untuk Bahasa Sunda, saya kadang-kadang merasa menyesal karena tidak mempelajarinya dengan baik dan lengkap, sehingga saya tidak bisa leluasa berkenalan dengan orang-orang Sunda yang ingin saya dekati.

Penguasaan saya terhadap Bahasa Sunda boleh dibilang sepotong-sepotong. Saya belajar Sunda langsung dengan pedagang-pedagang pinggir jalan dan orang-orang yang saya temui dalam pergaulan.

Upaya saya belajar Bahasa Sunda dapat dibilang nekat. Tidak takut dibilang salah.

Bahkan saking ingin cepat lancar, saya mencuri kamus Bahasa Sunda- Indonesia dari laci tempat tidur milik mertua saya, Endang Sumarna yang asli orang Sunda. Dia tinggal di Cimahi, Jawa Barat.

Saya pelajari kamus itu. Potongan kata dan peribahasa di dalamnya saya gunakan sekali-kali dalam percakapan dengan istri dan keluarganya, tanpa bilang memungut kata dari kamus tersebut.

Apresiasi mereka luar biasa ketika saya menggunakan Bahasa Sunda yang masih belum lancar, dari potongan-potongan kata dari kamus, misalnya sampurasun, mangga tuang, mangga ti payun, dan lain-lain.

Beruntung saya yang berlatar belakang berbahasa ibu Jawa, pernah ditugaskan menjadi Kepala Biro Harian Kompas untuk Wilayah Jawa Barat dan Banten pada tahun 2000 -2001, ketika Pemimpin Redaksinya dijabat oleh Suryopratomo yang sekarang menjadi Duta Besar RI di Singapura.

Kesempatan bertugas di dua provinsi yang berbahasa Sunda itu, membekali pengetahuan saya tentang masyarakat Sunda dan bahasanya dalam pergaulan lebih dekat.

Masyarakat Sunda yang saya amati di Bandung, mereka itu termasuk golongan orang-orang ramah, peka terhadap perasaan orang lain, pemaaf, dan suka mengalah.

Salah satu contoh yang pernah saya lihat sendiri, pada suatu pagi di Bandung saya naik mobil angkutan kota (angkot) dari Kosambi melintasi Jalan RE Martadinata menuju Dago. Saya duduk di samping sopir.

Di jalan ada empat perempuan mencegat dan naik angkot yang saya tumpangi. Dari pakaian mereka tampaknya hendak bekerja.

Di angkot, mereka ngobrol dengan Bahasa Sunda dengan suara relatif keras.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com