2 tahun pandemi harus ada lompatan
Presiden Joko Widodo mengatakan, selama dua tahun pandemi Covid-19 menyebabkan sektor pariwisata di Indonesia mengalami kontraksi yang sangat dalam. Sebelum pandemi, pariwisata merupakan sektor terbesar devisa kedua dengan pendapatan domestik (produk domestik bruto) atau PDB mencapai Rp 10 miliar dolar Amerika Serikat dan bisa menyediakan 13 juta lapangan kerja.
"Oleh sebab itu, kondisi seperti ini harus kita hadapi dan kita tidak boleh patah arang, dan kita harus memanfaatkan ini sebagai titik balik untuk melakukan sebuah lompatan, momentum untuk melakukan penataan, momentum untuk melakukan transformasi membangun ekosistem yang lebih kuat dan tangguh," kata Jokowi.
Baca juga: Naik Motor Custom, Jokowi Tinjau Fasilitas MotoGP Mandalika
Presiden menekankan kembali apa yang telah dipaparkan Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (holding pariwisata dan pendukung), bahwa sangat besar perusahaan-perusahaan BUMN yang akan dikonsolidasikan melalui skema holding. Mulai dari penerbangan, pengelolaan airport, 120 hotel dengan jaringan yang telah terintegrasi, kawasan pariwisata dari Nusa Dua, Mandalika, Kupang, Borobudur, Taman Mini Indonesia dan pernak-pernik handicraft atau kriya di Sarinah.
"Ini kalau di-holding-kan akan menjadi sebuah kekuatan yang besar dan saya yakin Pak Dony mampu melakukan itu," kata Jokowi.
Diprediksi hasilkan aset senilai Rp 260 triliun
Menteri BUMN Erick Tohir mengatakan, pandemi sangat berdampak pada sektor pariwisata di Indonesia. Wisatawan internasional yang datang ke indonesia tahun 2019 sekitar 16 juta orang, dan pada saat pandemi turun hingga 75 persen, menjadi kurang lebih 4 juta orang.
"Kalau kita bandingkan antara turis luar negeri dan dalam negeri dalam segi angka, tentu itu hanya kurang lebih 1,5 persen daripada jumlah turis domestik. Karena itu, kita ingin memfokuskan untuk membangun dan menciptakan potensi pariwisata domestik, yang masih sangat besar tetapi kurang terintegrasi," kata Erick dalam sambutannya.
Baca juga: Presiden Jokowi Kendarai Motor ke Sirkuit Mandalika
Karena itu, Kementrian BUMN mencoba mengintegrasikan mulai dari infrastruktur dan kegiatan-kegiatan di dalamnya. Ke depan, airport bukan hanya sekedar airport, tetapi sebuah ekosistem yang menjadi destinasi lainnya.
"Dan mudah-mudahan kalau dilihat dari angka-angkanya nanti aset daripada holding BUMN ini kurang lebih di tahun 2024 itu Rp 260 triliun, dengan potensi penjualan yang terus meningkat, dengan berfokus pada pariwisata lokal tetapi tetap menjaga wisata mancanegara," kata Erick.