PARIGI MOUTONG, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Madago Raya tahun 2022 menggelar barang bukti (barbuk) milik Daftar Pencarian Orang (DPO) teroris MIT Poso, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.
Ahmad Panjang yang selama ini menjadi DPO polisi akhirnya ditembak mati dalam baku tembak dengan satgas Madago Raya di Desa Dolago, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong pada Selasa (4/1/2022) sekitar pukul 10.00 Wita.
Bertempat di Markas Kepolisian Resort Parigi Moutong, seluruh barang bukti milik DPO teroris Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang digelar secara rinci oleh Satgas Madago Raya.
Baca juga: Ahmad Panjang, DPO Teroris MIT, Diduga Tewas dalam Kontak Senjata di Parigi Moutong
Barang bukti yang digelar antara lain satu buah bom, pakaian, peralatan memasak, peralatan tidur, serta satu buah botol bubuk mesiu.
Puluhan jenis barang bukti yang digelar tersebut merupakan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta penyisiran yang dilakukan tim di lokasi kontak tembak.
Kapolda Sulteng sekaligus Penanggung Jawab Kebijakan Operasi (PJKO) Madago Raya, Irjen Polisi Rudy Sufahriadi dalam keterangan pers usai gelar barbuk mengatakan, selain menggelar barang bukti milik DPO, pihaknya juga memastikan DPO yang tertembak adalah Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang asal Sulawesi Selatan.
Dijelaskan, kronologis kontak tembak terjadi saat Satgas operasi Madago Raya sedang melakukan pengintaian dan mendengar gesekan semak belukar. Terlihat salah seorang DPO yang berakhir dengan kontak tembak dan menewaskan Ahmad Panjang.
"Yang tertembak adalah DPO Ahmad Panjang, dia merupakan warga asal Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Untuk itu jenazah kita akan bawa ke RS.Bhayangkara Polda untuk diulakukan otopsi sambil menunggu keluarganya datang," ungkap Kapolda.
Rudy Sufahriadi menjelaskan, setelah Ahmad Panjang tertembak, pihaknya masih terus melakukan pengejaran terhadap tiga orang sisa DPO.
Masing –masing Askar alias Jaid alias pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, dan Sahardin alias Hasan Pranata.
Meskipun masih tersisa tiga orang DPO lagi, pihaknya terus menyerukan agar DPO yang tersisa segera menyerahkan diri kepada aparat satgas Madago Raya unutk selanjutnya diproses secara hukum.
"Kita akan terus melakukan pengejaran hingga tuntas,meskipun demikian saya masih terus melakukan himbauan agar mereka mau turun gunung dan menyerahkan diri kepada aparat,’’ harapnya.
Baca juga: Sedang Kejar Kelompok MIT Poso, Ipda Rano Lantunkan Azan lewat Telepon untuk Anaknya yang Baru Lahir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.