Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KALEIDOSKOP 2021] Inilah Kisah Kebaikan Pembaca Kompas.com Sepanjang Tahun 2021

Kompas.com - 31/12/2021, 22:02 WIB
Amir Sodikin

Editor

Oleh: Brahmanda Pandya Dhipta*

KOMPAS.com - Jurnalisme sejatinya tak sekadar mewartakan peristiwa yang terjadi di lapangan. Sebagai pilar keempat demokrasi, pers memiliki berbagai fungsi yang menyangga kehidupan demokrasi berjalan sesuai harapan khalayak ramai.

Salah satu fungsi jurnalisme adalah advokasi untuk membantu masyarakat yang terpinggirkan atau kurang beruntung. Dalam konteks ini, jurnalisme Kompas.com tak hanya berhenti mewartakan peristiwa tapi juga berusaha menjadi bagian dari pencarian solusi.

Prinsip ini melanjutkan nilai-nilai yang ditanamkan para pendiri Kompas Gramedia agar media massa juga hadir untuk mengingatkan masyarakat yang mapan, sekaligus menghibur mereka yang papa.

Jurnalisme berdampak, begitulah para awak redaksi di Kompas.com memaknai gerakan ini. Setiap ada pemberitaan yang menyangkut kehidupan orang-orang yang kurang beruntung, para jurnalis Kompas.com berusaha menggalang kampanye pencarian dana dari pembaca setia, bekerjasama dengan Kitabisa.com.

Melalui gerakan jurnalisme berdampak yang dilaksanakan Kompas.com selama tahun 2021, dengan semangat kepedulian pembaca Kompas.com, terkumpul sejumlah dana Rp 1.019.453.655 rupiah.

Sebuah angka yang sebenarnya tak ternilai harganya, mengingat ini adalah bukti cinta dan kepedulian para pembaca Kompas.com yang dermawan. Terima kasih kepada pembaca yang setia ikut berpartisipasi dalam gerakan baik ini.

Donasi tersebut di antaranya menyasar pada solusi problematika pendidikan (21 persen), kesehatan masyarakat (17 persen), bencana (31 persen), kepedulian terhadap disabilitas (14 persen), dan hal-hal lainnya terkait kemanusiaannya (17 persen).

Kompas.com Peduli Pendidikan

Mendukung upaya pemerintah dalam upaya mencetak generasi unggul melalui pendidikan, Kompas.com mengusung program ini untuk menghadirkan optimisme bagi mereka yang kurang mampu agar bisa melanjutkan sekolah, mendapatkan akses literasi, juga teruntuk para guru yang kondisinya membutuhkan dukungan.

Penggalangan yang sampai saat ini telah mengumpulkan hampir Rp 126 juta, telah sedikitnya membantu 12 sekolah, perpustakaan, serta sarana pendidikan lainnya. Program ini akan terus berlanjut untuk membantu berbagai aspek pendidikan lainnya.

Selain itu, pada tahun 2021 ini, di bawah ini merupakan rangkuman kegiatan filantropi Kompas.com yang terselenggara berkat dukungan pembaca setia.

Sri Hartutik dengan suami dan ke 3 anaknya didepan rumah bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi.KOMPAS.COM/SUKOCO Sri Hartutik dengan suami dan ke 3 anaknya didepan rumah bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi.

Salah satu kisah yang mengetuk hati pembaca Kompas.com adalah pemberitaan terkait Sri Hartutik, seorang guru honorer asal Kecamatan Karanganyar, Ngawi, Jawa Timur, yang tinggal berdampingan dengan kambing di tengah hutan jati.

Berkat bantuan pembaca dan masyarakat, guru honorer ini tinggal di rumah yang lebih layak.

Baca juga: Semangat Tersalurkan, Ibu Guru Sri Hartutik Terima Donasi dari Pembaca Kompas.com

Ada pula kisah Zahra, siswi asal Aceh yang terpaksa menjadi kuli bangunan untuk membantu keluarga dan meneruskan sekolahnya. Saat ini, ia tinggal di rumah hasil inisiatif berbagai pihak yang terketuk hatinya. Zahra dan adik-adiknya pun dapat melanjutkan sekolahnya.

Baca juga: Ingat Zahra, Siswi SMP Jadi Kuli Bangunan di Aceh, Begini Ceritanya Sekarang…

Tanggap Covid-19 2021

Tahun 2021 menjadi tahun yang berat bagi bangsa Indonesia, khususnya di bulan Juli saat pandemi Covid-19 yang merenggut ribuan nyama masyarakyat Indonesia. Para tenaga kesehatan bekerja ekstra keras dengan segala kondisi saat itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Regional
Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Regional
Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Regional
7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

Regional
Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Regional
Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Regional
7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

Regional
Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Regional
Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com