Haji Endang, sapaan Muhammad Endang Junaedi, menyebut bentuk jembatan penyeberangan perahu ponton miliknya mengalami sedikitnya empat kali perubahan.
Jembatan itu awalnya hanyalah perahu eretan biasa. Setelah belajar dari pengalaman dan menerima masukan dari sejumlah pihak, jembatan itu menjadi seperti sekarang.
Baca juga: Haji Endang Rela Jembatannya yang Beromzet Rp 20 Juta Diambil Alih Pemerintah, Titipkan Pesan Ini
"Jika (dibangun) sekaligus mungkin habis Rp 5 miliar. Kalau ini kan bertahap," ucap Endang.
Kebanyakan pengguna penyeberangan merupakan pekerja pabrik. Mereka memilih menggunakan jasa penyeberangan berbayar Rp 2.000 ini untuk memangkas jarak dan menghindari kemacetan saat jam berangkat dan pulang kerja.
Selain itu juga warga sekitar, khususnya Desa Anggadita, yang hendak menuju Desa Parungmulya dan sebaliknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.