Salin Artikel

Melihat Jembatan Haji Endang yang Beromzet Rp 20 juta Sehari, Biasa Dimanfaatkan Pekerja Pabrik

Jembatan itu biasa dipakai warga untuk meyeberangi Sungai Citarum menuju Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang.

Jika bertolak dari Jalan Raya Klari, pengendara bisa melewati Jalan Industri Anggadita, persis di samping Kantor Desa Anggadita, dengan perjalanan sekitar dua kilometer.

Kemudian belok ke Jalan Rumambe 2, lalu belok kiri ke Jalan Rumambe satu. Atau rutenya bisa dilihat melalui Google Maps.

Setelah melintasi jembatan ini, pengendara akan sampai di Desa Parungmulya, dekat dengan Kawasan Industri Mitra (KIM).

Di bagian atas perahu ponton diberi alas, sehingga pengendara seperti melewati jalan biasa.

Masing-masing perahu diberi tali pengaman yang digantung. Juga ban pelampung di setiap sisi sebagai antisipasi.

Jika air naik, maka jembatan ditambah satu rangkaian yang terdiri dari dua perahu.

Haji Endang, sapaan Muhammad Endang Junaedi, menyebut bentuk jembatan penyeberangan perahu ponton miliknya mengalami sedikitnya empat kali perubahan.

Jembatan itu awalnya hanyalah perahu eretan biasa. Setelah belajar dari pengalaman dan menerima masukan dari sejumlah pihak, jembatan itu menjadi seperti sekarang.

"Jika (dibangun) sekaligus mungkin habis Rp 5 miliar. Kalau ini kan bertahap," ucap Endang.

Kebanyakan pengguna penyeberangan merupakan pekerja pabrik. Mereka memilih menggunakan jasa penyeberangan berbayar Rp 2.000 ini untuk memangkas jarak dan menghindari kemacetan saat jam berangkat dan pulang kerja.

Selain itu juga warga sekitar, khususnya Desa Anggadita, yang hendak menuju Desa Parungmulya dan sebaliknya.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/31/104159078/melihat-jembatan-haji-endang-yang-beromzet-rp-20-juta-sehari-biasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke