Hanya saja, Bob tidak setuju apabila kawasan Gatsu dijadikan sebagai night market atau pasar malam seperti Ngarsopuro karena khawatir mengganggu akses perekonomian.
"Kalau mau ditata tamannya monggolah kami mendukung. Tetapi kalau dibikin night market kita keberatan karena kita melihat seperti di Ngarsopuro itu pagi-pagi sudah dipasangi tenda. Di situ (Ngarsopuro) tidak ada toko, kalau di sini dipasangi tenda toko mati," kata Bob.
Bob mengatakan sudah mengirimkan surat keberatan kepada Wali Kota Solo Gibran.
Baca juga: Gibran Tetap Larang ASN di Solo Cuti Natal dan Tahun Baru 2022: Gaweane Akih
Surat keberatan itu telah mereka kirimkan beberapa hari setelah sosialisasi rencana penataan itu di salah satu hotel di Solo.
"Kita sudah kirim surat ke Pak Wali Kota kira-kira ada 25 toko itu sudah tanda tangan semua kita keberatan kalau dibikin seperti Ngarsopuro," ungkap dia.
"Saya terus terang jam 5 sore sudah tutup. Dari pagi Sabtu dan Minggu kita cari duwit (uang). Sabtu dan Minggu orang kantoran libur. Kalau pas Sabtu dan Minggu kita cari uang itu dipasangin tenda mobil boleh jalan, cuma tidak bisa parkir. Itu permasalahannya," tambah dia.
Pemilik toko pakaian di Kawasan Gatsu, Raja juga mengatakan telah mengetahui rencana kawasan itu akan dijadikan sebagai 'Malioboro'.
Baca juga: Gibran: Varian Omicron Tidak Seganas Delta, Tenang Saja
Raja mengaku tidak setuju dengan rencana penataan tersebut karena khawatir lokasi parkir semakin jauh dan mobilitas terbatas.
Padahal, setelah toko tutup yakni pukul 20.30 WIB, masih ada aktivitas bongkar muat barang maupun pengiriman barang para pembeli.
"Toko kita ini tutup pukul 20.30 WIB. Tapi kita masih ada pengiriman barang, barang datang itu bisa sampai pukul 22.00 WIB. Kalau di sini ditutup mobilitas kita untuk keluar saja kesulitan," kata dia.
Berdasarkan informasi yang mereka terima titik parkir kendaraan rencananya akan dipusatkan di kawasan Kartopuran dan Mangkunegaran.
Baca juga: Gibran Ungkap Tahun Depan Ada Booster Vaksin Covid-19 untuk Masyarakat Umum
Mereka lebih setuju jika yang dijadikan sebagai 'Malioboro' adalah Kawasan Ngarsopuro. Selain tidak ada aktivitas pelaku usaha atau toko, lokasi parkir juga lebih dekat dengan Mangkunegaran.
"Kalau misalkan di Ngarsopuro cocok karena parkirnya dekat. Kalau sepanjang situ tidak masalah. Karena kalau di sini itu pusat bisnisnya Solo," ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.