Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Adanya Pungli Berkedok Iuran Keamanan Pasar, Dindagkop UKM Blora: Kalau Bersalah Ya Dihukum

Kompas.com - 14/12/2021, 14:45 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora mempersilakan pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dugaan adanya pungutan liar (pungli) berkedok iuran keamanan di Pasar Rakyat Blora Sido Makmur.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Dindagkop UKM) Kabupaten Blora, Luluk Kusuma Agung Ariadi mengapresiasi langkah yang dilakukan pihak kepolisian dalam mengusut dugaan kasus tersebut.

"Terima kasih kepada polres terkait dengan penyelidikan pemeriksaan terhadap dugaan pungli yang terjadi di pasar Sido makmur," ucap Luluk saat ditemui Kompas.com di Pendopo Bupati Blora, Selasa (14/12/2021).

Baca juga: Polisi Usut Dugaan Pungli Berkedok Iuran Keamanan Pasar di Blora

Dengan adanya pengusutan masalah tersebut, Luluk berharap pihaknya mampu memperbaiki kondisi pasar supaya tidak ada pungutan-pungutan yang meresahkan masyarakat.

"Terkait dengan kasus pungli saya mohon tetap menjadi prioritas dari Polres, kami juga akan memperbaiki pasar kami, dan tentunya kita terus sinergitas kepada semua pihak," kata dia.

Meskipun sudah diusut pihak kepolisian, Luluk tetap memberikan pembinaan kepada anak buahnya untuk menjalankan tugasnya sesuai regulasi yang berlaku.

Apabila di kemudian hari, ada anak buahnya yang terlibat kasus tersebut, Luluk tak ragu untuk memberikan hukuman sesuai dengan peraturan yang ada.

"Kami juga mohon arahan dari BKD (Badan Kepegawaian Daerah) yang terkait dengan kewenangan untuk kepegawaiannya. Kalau bersalah ya ada punishmentnya, terkait dengan tingkat punishmentnya kami berkoordinasi dengan BKD," terang dia.

Sebagai pimpinan, eks Camat Cepu tersebut mengaku terbuka dengan siapapun untuk perbaikan kondisi pasar yang berada di Kabupaten Blora.

Baca juga: Kasus Pungli Pemakaman Jenazah Covid-19 di Madiun, Puskesmas Bantah Tarik Biaya

"Kami open, kami butuh komunikasi, kami butuh sinergi, yang terpenting pasar kami menjadi lebih baik," jelas dia.

Pihaknya juga akan membantu aparat penegak hukum terkait pengusutan dugaan pungli di pasar tersebut.

"Intinya kami menghormati proses hukum yang berlaku dan apa yang bisa kami bantu, baik dengan data dan sebagainya, kami persiapkan," ujar dia.

Sebelumnya dilaporkan, dugaan adanya pungutan liar (pungli) berkedok iuran keamanan di Pasar Rakyat Blora Sido Makmur mulai diusut oleh pihak kepolisian.

Baca juga: Tolak Berikan Pungli, Seorang Guru Jadi Korban Penganiayaan Preman Pelabuhan

Kepala satuan reserse kriminal (Kasatreskrim) Polres Blora, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Setiyanto mengatakan pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.

"Tentunya kami dari satreskrim polres Blora tetap melaksanakan pemeriksaan-pemeriksaan ataupun klarifikasi dan meminta keterangan pengumpulan data terhadap para saksi yang mengetahui pada saat itu," ucap Setiyanto saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (13/12/2021).

Dugaan pungli di Pasar Rakyat Blora Sido Makmur berawal dari selebaran tentang iuran keamanan bagi para pedagang.

Dalam selebaran tersebut tertulis nonimal iuran keamanan yang bervariasi mulai dari Rp 1.000 sampai Rp 10.000.

Baca juga: Video Viral Dugaan Pungli di Samsat Magetan, Polisi: Sudah Diproses, Pelakunya Pekerja Harian Lapangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com