Adapun rencana strategis ini akan dibahas dan diputuskan bersama perwakilan dari setiap kabupaten/kota di Jabar.
Rapat pembahasan dan keputusan rencana strategis ini dijadwalkan digelar pada pekan ini di Gedung Sate, Kota Bandung.
“Minimal hari Rabu nanti, kita akan mengundang utusan dari 27 kota/kabupaten di Jabar ke Gedung Sate untuk membicarakan masalah ini, sehingga kami tidak membuat keputusan sendiri, tetapi hasil kebersamaan dan kesepakatan dengan para kiai, termasuk di dalamnya kolaborasi dengan Kemenag dan MUI Provinsi Jabar,” ucap Uu.
Baca juga: Awal Mula Terungkapnya Kasus Pencabulan 12 Santriwati oleh Guru Pesantren di Bandung
Untuk itu, Uu yang juga Panglima Santri Jabar ini meminta masyarakat, khususnya para orangtua yang anaknya menjadi santri di ponpes-ponpes, agar tidak terbawa stigma negatif akibat kasus pemerkosaan santriwati di Kota Bandung.
Uu mengatakan, aktivitas santri dan santriwati di ponpes di Jabar dilakukan secara terpisah dan terbatas, sehingga moral dan etika para santri tetap terjaga.
Dengan demikian, Uu meyakinkan masyarakat bahwa ponpes di Jabar tetap aman.
“Saya minta dan mohon kepada orangtua untuk tidak terbawa image yang menggoreng berita ini seolah-olah pesantren itu negatif. Orangtua jangan takut memasukkan anaknya ke ponpes. Yang sudah pun, jangan merasa gerah,” tutur Uu.
“Insya Allah, ponpes di Jabar yang berjumlah 1.500 dan jumlah santri sekitar 4,8 juta aman, terkendali, tidak akan ada apa-apa. Karena di pesantren, laki-laki dan perempuan dipisah, termasuk guru laki-laki dan perempuan. Aktivitas sehari-hari juga ada pembatasan. Artinya, akan terjaga moral dan etika,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.