PANGANDARAN, KOMPAS.com - Ketua Umum Pandu Laut Nusantara, Susi Pudjiastuti dan para relawan menanam pohon bakau atau mangrove di Muara Sungai Cileutik Desa Babakan, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran, Minggu (12/12/2021).
Susi menyebutkan, minimal ada 1.000 pohon bakau air dan 200 bakau pasir yang ditanam.
"Nanam pohon bakau tidak gampang, dan tak bisa masif," kata mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini.
Menurut pengalamannya menanam bakau, tumbuhan ini hanya tumbuh 20 sentimeter dalam setahun. Artinya, butuh waktu lima tahun untuk menumbuhkan bakau setinggi satu meter.
"Setahun cuma tumbuh 20 sentimeter saja. Merusak lebih gampang, menumbuhkan lebih susah," kata Susi tegas.
Baca juga: Peringati WCD, Dompet Dhuafa Bersama Tabur BankSa Tanam 1.000 Pohon Bakau
Menurut Susi, pembuatan tambak udang vaname yang sangat masif beberapa tahun terakhir berdampak langsung ke wilayah mangrove.
Pasalnya, kebanyakan pembuatan tambak udang membabat wilayah mangrove di sekitar muara.
"Di sini ditanam, di sana dibabat jadi tambak udang. Bayangkan manusia (sebanyak) 100 orang tanam 1.000 (bakau) sehari itu susah, tak gampang. Buldoser angkat (babat) satu hektar (lahan bakau) cuma dua hari selesai," tegasnya.
Oleh karenanya, Susi menyarankan, harus ada moratorium pembabatan hutan mangrove.
"Saya pikir seharusnya pemerintah kalau mau buat program penghijauan bakau (untuk) menjadi concern nasional, sebaiknya harus ada moratorium pembabatan pohon," kata Susi.
Baca juga: 5 Manfaat Hutan Bakau untuk Lingkungan, Manusia, dan Hewan
Susi menambahkan, sebaiknya jika mau memulai penggalakan penanaman bakau, harus pula dibuat program nasional kebijakan moratorium.
"Program penanaman tak akan mengejar kerusakan kalau tak ada moratorium. Padahal untuk tinggi bakau 5 meter butuh 20-30 tahun," jelas Susi.
Jika tidak ada moratorium, lanjut Susi, ia khawatir terjadinya abrasi pantai, daratan tenggelam bahkan tidak ada proteksi jika terjadi tsunami.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.