Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Lewat Kepiting Bakau, Pembudidaya di Konawe Raih Cuan hingga Rp 352 Juta

Kompas.com - 16/09/2021, 17:11 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyuluh Perikanan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Chandra Buana berhasil meningkatkan kesejahteraan kelompok pembudidaya kepiting bakau “Harapan Jaya” di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Berkat sumbangsihnya, pembudidaya kepiting bakau di Desa Banggina, Kecamatan Motui, Kabupaten Konut, Sultra dapat meraup total pendapatan mencapai Rp 352 juta pada triwulan pertama usaha mereka.

Untuk diketahui, Chandra adalah salah satu dari 598 Penyuluh Perikanan (BRPBAPPP) Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel).

BRPBAPPP merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP).

Baca juga: Menteri Trenggono: Tambak Udang Kementerian KP di Aceh Timur Ciptakan Multiplier Effect

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono terus mendorong upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sektor kelautan dan perikanan.

Pengembangan itu termasuk di bidang perikanan budidaya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan wirausaha yang unggul di masyarakat.

Guna mewujudkan wirausaha unggul, Kementerian KP berupaya mengembangkan SDM melalui penyuluhan perikanan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BRSDM Kusdiantoro menyampaikan, pengembangan SDM dilakukan pihaknya dalam rangka mendukung program terobosan Kementerian KP pada 2021-2024. Hal ini sesuai amanat (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono.

Baca juga: Ingin Lulusan AUP Jalankan Program Prioritas, Menteri KP: Kita Butuh Wirausaha Muda

“Pengembangan SDM secara khusus untuk mendukung program perikanan budi daya guna meningkatkan ekspor,” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (27/8/2021).

Selain meningkatkan ekspor, lanjut Kusdiantoro, pengembangan SDM juga ditujukan untuk membangun kampung-kampung perikanan budi daya air tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal.

Terbentuknya pembudidaya kepiting bakau

Pada kesempatan tersebut, Penyuluh Perikanan (BRPBAPPP) Maros, Chandra Buana menjelaskan terbentuknya pembudidaya kepiting bakau di Desa Banggina, Kecamatan Motui, Kabupaten Konut, Sultra.

Awalnya, kata dia, sebagian besar masyarakat Desa Banggina memanfaatkan potensi sumber daya daerahnya untuk budi daya ikan bandeng dan udang windu.

Baca juga: 5 Cara Keluarkan Tulang dan Daging Ikan Bandeng, Bikin Bandeng Isi

Namun, usaha budi daya ikan bandeng dan udang windu sempat merugi . Hal ini disebabkan dari ukuran bandeng yang terhambat dan kematian udang windu pun meningkat drastis.

“Dari keluh kesah warga tersebut saya terdorong untuk memberikan solusi berupa pengalihan komoditas budi daya menjadi kepiting bakau,” ujar Chandra.

Penyuluh asli Konut ini menyadari akan potensi sumber daya daerah kelahirannya. Khususnya, dalam bidang perikanan air payau.

Adapun potensi tersebut, di antaranya lahan yang luas dan melimpahnya sumber daya air payau.

Baca juga: Kapal Penangkap Kepiting Jepang dan Kapal Kargo Rusia Tabrakan, 3 Orang Tewas

Lelaki kelahiran Konut 38 tahun ini juga optimis bahwa krustasea unggul bernilai ekonomis dan berprotein tinggi itu merupakan pilihan komoditas budi daya yang tepat untuk daerahnya.

Perlu diketahui, usaha budi daya pembesaran kepiting bakau di tambak merupakan salah satu peluang usaha yang sangat menjanjikan.

Pasalnya, permintaan pasar ekspor dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Tak heran, jika eksistensi budi daya kepiting bakau mulai banyak dirintis oleh masyarakat di berbagai daerah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com