Menurutnya saat itu, sekitar empat personel Polsek Binangun hanya menyaksikan peristiwa dari kejauhan bersama warga.
Setelah kobaran api mulai meredup, Ngademo masuk ke rumahnya dan mengunci pintu dari dalam.
Pada saat itulah warga mulai mendekat ke rumah Ngademo dan berniat meringkus pria dengan perawakan cukup kekar itu.
Salah satu warga, Suparman (55), berinisiatif mencongkel pintu rumah Ngademo dengan menggunakan linggis.
Baca juga: Seorang Pria di Blitar Ditemukan Tewas Bunuh Diri, Korban Diduga Depresi
Belum sempat pintu terbuka, Ngademo membuka pintu namun dengan tangan kanan menggenggam celurit dan mengangkatnya tinggi-tinggi
Warga pun berhamburan menjauh, termasuk Suparman dan sejumlah personel polisi yang ada lokasi itu.
Rupanya Ngademo telah mengincar Suparman yang dia anggap hendak mencelakainya dengan linggis.
Malangnya, Suparman terpeleset jatuh ketika berbelok ke halaman rumah warga sekitar 150 meter dari rumah Ngademo.
Suparman pun mendapat beberapa kali sabetan celurit.
Ngademo baru berhenti membacok Suparman ketika warga mengingatkannya bahwa yang sedang dia bacok adalah manusia.
Ngademo kemudian kembali ke rumahnya dan mengunci pintu dari dalam.
"Suasana kampung ini sungguh mencekam tadi malam. Tidak ada satu pun warga yang berani tidur," ujar perempuan pemilik warung bakso yang berada tidak jauh dari rumah Ngademo.
Pukul 03.30 WIB, personel polisi dari Polres Blitar Kota tiba di lokasi kejadian, meringkus Ngademo yang kelelahan dan tertidur di kamarnya.
Camat Binangun Hendri Bagus Dwitanto mengatakan, Ngademo telah dikirim ke rumah sakit jiwa di Kabupaten Malang untuk menjalani perawatan selama tiga pekan hingga satu bulan ke depan.
"Warga sudah mengusulkan agar nanti jika Ngademo atau Pranoto dipulangkan lagi ke kampungnya di Ngadri, Ngademo tidak boleh lagi leluasa berkeliaran," ujar Bagus.
Sementara Suparman, kata dia, masih menjalani perawatan intensif di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan hingga saat ini belum sadarkan diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.