Salin Artikel

Mencekam, Detik-detik ODGJ di Blitar Mengamuk, Bakar Rumah dan Bacok Warga

Sesekali tangannya bergerak memunguti sejumlah barang yang hangus terbakar.

Rumah Mukani kini rata dan penuh arang setelah Ngademo, tetangga yang mengalami gangguan jiwa, membakar tempat tinggalnya, Selasa (30/11/2021) malam.

"Orang-orang tadi pagi mau membantu membersihkan barang-barang ini tapi tidak jadi karena PLN belum memutus aliran listrik. Mereka takut kesetrum," ujar Mukani, Rabu (1/12/2021).

Genteng bercampur abu berserakan di lantai. Jelaga menghitamkan beberapa bagian dari tembok rumahnya yang tak lagi beratap.

Ketika Kompas.com tiba di rumahnya, Mukani sedang menjinjing penanak nasi yang selamat dari kobaran api.

"Ada sedikit barang yang masih tersisa, barang yang ada di ruang kecil ini," ujarnya menunjuk bilik di samping bangunan utama rumahnya.

Terdapat sejumlah tabung gas, kulkas, dan beberapa botol kaca yang sehari-hari dia gunakan sebagai wadah bensin jualannya.

Selebihnya, barang-barang yang ada di ruang tamu dan ruang keluarga habis terbakar, termasuk barang yang ada di dua kamar tidur.

"Ada surat-surat, sertifikat tanah, BPKB kendaraan, beserta beberapa lemari," kata dia.

Sedikit barang yang tersisa itu dia pindahkan ke rumah kakaknya yang kosong yang berada persis di sebelah tempat tinggalnya.

Di rumah itu pula, Mukani dan anak istrinya untuk sementara akan tinggal.

Ngademo (55) sudah sejak tiga tahun lalu menempati rumah orangtuanya di seberang rumah Mukani.

Petang itu, Ngademo tiba-tiba masuk ke rumah Mukani dan menyiramkan bensin ke sepeda motor di ruang tamu.

Mukani langsung menyingkir. Namun istrinya, Mujiyem (55), bertahan di teras rumah sambil terus memanggil nama anaknya, Erna (21).

Mujiyem khawatir Erna masih ada di dalam rumah.

Mujiyem terpaksa menjauh setelah Ngademo yang sudah tiga kali dirawat di rumah sakit jiwa itu memintanya untuk menyingkir.

Sesaat kemudian, Ngademo menyulut api ke sepeda motor milik anak Mukani itu.

"Minggir! Biar aku bakar rumah teroris ini," kata Ngademo saat itu seperti ditirukan oleh Mukani.

Sekitar pukul 19.00 WIB, kobaran api membubung tinggi membakar rumah Mukani.

Kebakaran sontak menggegerkan warga kampung yang terletak sekitar 35 kilometer sebelah timur Kota Blitar tersebut.

Hampir semua warga keluar dari rumahnya dan menyaksikan api menghanguskan rumah.

Mereka hanya berani menyaksikan dari kejauhan, lantaran tahu Ngademo masih mondar-mandir di jalan di antara rumahnya dan rumah korban.

"Mendekat saja warga tidak berani, apalagi mencoba memadamkan api," kata Mukani.

Warga setempat tahu, Ngademo pernah dua kali membunuh orang di Tulungagung.

Setelahnya, Ngademo kembali melakukan pembunuhan terhadap temannya sesama penghuni panti rehabilitasi di Kediri sekitar tiga tahun lalu.

Setelah kobaran api mulai meredup, Ngademo masuk ke rumahnya dan mengunci pintu dari dalam.

Pada saat itulah warga mulai mendekat ke rumah Ngademo dan berniat meringkus pria dengan perawakan cukup kekar itu.

Salah satu warga, Suparman (55), berinisiatif mencongkel pintu rumah Ngademo dengan menggunakan linggis.

Belum sempat pintu terbuka, Ngademo membuka pintu namun dengan tangan kanan menggenggam celurit dan mengangkatnya tinggi-tinggi

Warga pun berhamburan menjauh, termasuk Suparman dan sejumlah personel polisi yang ada lokasi itu.

Rupanya Ngademo telah mengincar Suparman yang dia anggap hendak mencelakainya dengan linggis.

Malangnya, Suparman terpeleset jatuh ketika berbelok ke halaman rumah warga sekitar 150 meter dari rumah Ngademo.

Suparman pun mendapat beberapa kali sabetan celurit.

Ngademo baru berhenti membacok Suparman ketika warga mengingatkannya bahwa yang sedang dia bacok adalah manusia.

Ngademo kemudian kembali ke rumahnya dan mengunci pintu dari dalam.

"Suasana kampung ini sungguh mencekam tadi malam. Tidak ada satu pun warga yang berani tidur," ujar perempuan pemilik warung bakso yang berada tidak jauh dari rumah Ngademo.

Pukul 03.30 WIB, personel polisi dari Polres Blitar Kota tiba di lokasi kejadian, meringkus Ngademo yang kelelahan dan tertidur di kamarnya.

Camat Binangun Hendri Bagus Dwitanto mengatakan, Ngademo telah dikirim ke rumah sakit jiwa di Kabupaten Malang untuk menjalani perawatan selama tiga pekan hingga satu bulan ke depan.

"Warga sudah mengusulkan agar nanti jika Ngademo atau Pranoto dipulangkan lagi ke kampungnya di Ngadri, Ngademo tidak boleh lagi leluasa berkeliaran," ujar Bagus.

Sementara Suparman, kata dia, masih menjalani perawatan intensif di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan hingga saat ini belum sadarkan diri. 

https://regional.kompas.com/read/2021/12/01/175445678/mencekam-detik-detik-odgj-di-blitar-mengamuk-bakar-rumah-dan-bacok-warga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke