Namun saat mencoba membubarkan massa dari AMP sudah menyiapkan batu hingga kayu.
"Kita mencegah mereka mengucapkan kemerdekaan Papua, karena tidak benar kalau dikatakan Papua merdeka. Tapi meraka malah menyiapkan batu, kayu," kata dia.
Gus Yadi mengklaim, anggota PGN yang berjumlah 70 orang tersebut hampir sebagian besar mengalami luka akibat bentrokan.
Ia pun mendorong Polda Bali untuk mengusut masalah tersebut.
"Ini harus ditindaklanjuti, kalau ditindaklanjuti, kami mau melaporkan ke Polda Bali, kalau Polda tidak bisa menangani kasus ini, kami minta Kapolri untuk mencopot Polda Bali," tuturnya.
Baca juga: Konflik Bersenjata di Papua, Hujan Mortir Buatan Serbia di Kiwirok (2)
Sementara itu, Kabag Ops Polresta Denpasar Kompol I Made Uder menyebutkan, bentrokan terjadi karena saling ejek.
"Saya gunakan 80 (personel). Karena kami kan membendung di antara PGN dan Aliansi Mahasiswa Papua, meraka ada saling lempar batu, nah langsung kami bubarkan itu," kata dia.
Terkait peristiwa tersebut, pihak kepolisian masih belum bisa memastikan jumlah orang yang terluka.
Namun ia menegaskan penyampain pendapat di piblik seharusnya berdasarkan pada aturan dan ketertibann.
Baca juga: Konflik Bersenjata di Papua, Ini Kisah Bocah yang Tewas Tertembak di Intan Jaya (1)
"Nanti kita akan panggil untuk duduk bersama membicarakan masalah ini, supaya nanti ketika ada penyaluran pendapat betul-betul mentaati aturan dengan prosedur yang ada," kata dia.
Kompol Uder menyampaikan tak ingin terbawa arus permasalahan dan memihak siapa pun.
Sehingga ia menyiagakan pasukan di tengah perseteruan keduanya untuk meredam bentrok.
"Sebetulnya AMP dan PGN sama-sama minta permakluman untuk melakukan kegiatan, karena ini kan kebebasan bersuara kami kasi, tapi malah berujung ricuh, saya sampai kena tiga lemparan batu," kata dia.
Baca juga: Jelang HUT OPM, Aktivitas di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini Meningkat
Sampai akhirnya kericuhan yang berlangsung hanya beberapa menit itu dibubarkan paksa oleh aparat, agar tidak membahayakan orang lain.
Ia menyarankan kepada pihak yang merasa dirugikan melapor ke polisi.
"Kalau Papua ini kan menyalahi prosedur dia, ijinnya jam 10.00, tapi jam 06.00, sudah di lapangan," tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Syamsi menuturkan ada satu korban luka dari pihak ormas akibat bentrokan unjuk rasa mahasiswa Papua tersebut.
"Betul tadi pagi ada unras dari mahasiswa papua. Ada korban 1 orang dari anggota ormas sedangkan untuk kerigian materil nihil," ujarnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ach. Fawaidi | Editor : Pythag Kurniati), Tribun-Bali.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.