Salin Artikel

Aksi Peringatan 60 Tahun Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat di Bali Berakhir Ricuh, Belasan Orang Dikabarkan Terluka

Bentrokan terjadi di depan Casa Bungan Jalan Raya Puputan, Renon, Denpasar, Bali pada Rabu (1/12/2021).

Aksi tersebut berawal saat AMP menggelar aksi untuk memperingati 60 tahun Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat.

Sekitar pukul 06.00 sekitar 25 peserta berkumpul di Parkir Timur Lapangan Renon dan mereka berjalan menuju Konjen AS yang ada di Gang Naga Sari Nomor 6, Panjer, Denpasar.

Padahal waktu izin aksi mereka adalah pukul 10.00 Wita.

Di saat bersamaan datang sekitar puluhan anggota PGN yang juga hendak melakukan kegiatan.

"Sebelum sampai ke titik aksi terjadi pembungkaman artinya pengadangan gitu oleh Ormas PGN," kata Koordinator Aksi AMP Bali, Yesaya saat dihubungi, Rabu.

Yesaya menyebutkan, pengadangan oleh PGN dilakukan secara tiba-tiba.

Padahal jauh hari sebelum aksi, pihaknya mengaku telah mengirim surat ke Polda Bali dan sudah dalam pendampingan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali.

Ia pun heran dengan petugas kepolisian yang berada di lokasi tapi dinilai tak maksimal mengamankan aksi demonstrasi.

"Kami ingin melanjutkan secara damai, tapi kami diadang terus-menerus," kata dia.

Menurutnya dari 25 peserta, ada 11 orang yang terkena lemparan batu serta botol mineral berisi air.

Saat ini pihaknya masih melakukan pendataan terkait korban lain mengalami luka serius.

"Harapan kami kalau soal aksi ya kami pasti terus aksi untuk menyampaikan aspirasi. Tapi pihak kepolisian harus adil menjadi penengah dan memberi keamanan bagi kami," kata dia.

Namun saat mencoba membubarkan massa dari AMP sudah menyiapkan batu hingga kayu.

"Kita mencegah mereka mengucapkan kemerdekaan Papua, karena tidak benar kalau dikatakan Papua merdeka. Tapi meraka malah menyiapkan batu, kayu," kata dia.

Gus Yadi mengklaim, anggota PGN yang berjumlah 70 orang tersebut hampir sebagian besar mengalami luka akibat bentrokan.

Ia pun mendorong Polda Bali untuk mengusut masalah tersebut.

"Ini harus ditindaklanjuti, kalau ditindaklanjuti, kami mau melaporkan ke Polda Bali, kalau Polda tidak bisa menangani kasus ini, kami minta Kapolri untuk mencopot Polda Bali," tuturnya.

Polisi sebut massa saling lempar batu

Sementara itu, Kabag Ops Polresta Denpasar Kompol I Made Uder menyebutkan, bentrokan terjadi karena saling ejek.

"Saya gunakan 80 (personel). Karena kami kan membendung di antara PGN dan Aliansi Mahasiswa Papua, meraka ada saling lempar batu, nah langsung kami bubarkan itu," kata dia.

Terkait peristiwa tersebut, pihak kepolisian masih belum bisa memastikan jumlah orang yang terluka.

Namun ia menegaskan penyampain pendapat di piblik seharusnya berdasarkan pada aturan dan ketertibann.

"Nanti kita akan panggil untuk duduk bersama membicarakan masalah ini, supaya nanti ketika ada penyaluran pendapat betul-betul mentaati aturan dengan prosedur yang ada," kata dia.

Kompol Uder menyampaikan tak ingin terbawa arus permasalahan dan memihak siapa pun.

Sehingga ia menyiagakan pasukan di tengah perseteruan keduanya untuk meredam bentrok.

"Sebetulnya AMP dan PGN sama-sama minta permakluman untuk melakukan kegiatan, karena ini kan kebebasan bersuara kami kasi, tapi malah berujung ricuh, saya sampai kena tiga lemparan batu," kata dia.

Sampai akhirnya kericuhan yang berlangsung hanya beberapa menit itu dibubarkan paksa oleh aparat, agar tidak membahayakan orang lain.

Ia menyarankan kepada pihak yang merasa dirugikan melapor ke polisi.

"Kalau Papua ini kan menyalahi prosedur dia, ijinnya jam 10.00, tapi jam 06.00, sudah di lapangan," tandasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Syamsi menuturkan ada satu korban luka dari pihak ormas akibat bentrokan unjuk rasa mahasiswa Papua tersebut.

"Betul tadi pagi ada unras dari mahasiswa papua. Ada korban 1 orang dari anggota ormas sedangkan untuk kerigian materil nihil," ujarnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ach. Fawaidi | Editor : Pythag Kurniati), Tribun-Bali.com

https://regional.kompas.com/read/2021/12/01/165600378/aksi-peringatan-60-tahun-deklarasi-kemerdekaan-papua-barat-di-bali-berakhir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke