Namun yang terjadi di lapangan, kata dia, lereng-lereng gunung dan bukit yang terletak di hulu sungai malah ditanami tanaman yang tidak berdaya serap air tinggi.
"Kalau sudah seperti itu, seratus persen air akan mengalir ke sungai dengan membawa lumpur dan bebatuan. Hal inilah yang akan menyebabkan proses pendangkalan sungai dan tidak mampu lagi menampung debit air sehingga terjadi banjir," kata Jainab.
Baca juga: Harga Bawang Merah Anjlok hingga Rp 5.000 Per Kilo, Ratusan Petani Mengamuk di Kantor Bupati Bima
Untuk mengantisipasi terjadinya banjir yang lebih besar, peran masyarakat menjadi hal yang paling yakni perilaku peduli terhadap lingkungan.
"Bencana banjir memang tidak bisa ditolak, tetapi bisa dicegah. Oleh karena itu, kita membutuhkan peran serta semua pihak untuk tetap menjaga hutan. Kalau hutan terus dirusak, masyarakat Bima akan terus menderita karena banjir," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.