Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 WNI yang Belasan Tahun Dipenjara di Malaysia hingga Depresi Akhirnya Dipulangkan

Kompas.com - 26/11/2021, 15:32 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Pemerintah Malaysia mendeportasi 148 warga negara Indonesia (WNI) dari Pusat Tahanan Sementara (PTS) Kota Kinabalu Sabah, Kamis (26/11/2021) sore.

Para WNI yang didominasi para pelanggar Undang Undang keimigrasian tersebut, dipulangkan melalui Pelabuhan Tunon Taka Nunukan Kalimantan Utara menggunakan Kapal Mid East Ekspress.

Sub-Koordinator Perlindungan dan Penempatan UPT BP2MI Nunukan Arbain mengatakan, ada tiga WNI yang mengalami depresi dalam pemulangan kali ini, masing masing, JM, AO dan UA.

"Mereka melakukan perbuatan pidana sehingga dipenjara otoritas setempat. Kejahatan tersebut dilakukan sekitar 2006 atau 2008, sehingga sekitar 15 tahun mereka dipenjara sampai depresi," ujarnya, Jumat (26/11/2021).

Baca juga: Malaysia Kembali Deportasi 198 PMI Asal NTT, Ini Penyebabnya

Ketiganya bahkan mendapat perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kota Kinabalu sekitar setahun sebelum akhirnya psikiater menyatakan ketiganya membaik.

Kondisi psikis yang terganggu tersebut akhirnya membuat otoritas setempat mengeluarkan rekomendasi penutupan kasus pidana oleh ketiganya.

"Mereka mendapat pengampunan sehingga dilakukanlah langkah deportasi," imbuh Arbain.

Arbain mengaku tidak diberi tahu secara rinci jenis kejahatan ketiga WNI yang depresi tersebut.

Sedangkan untuk penanganan, BP2MI Nunukan juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kalimantan Utara.

Baca juga: Penanganan Deportan dari Malaysia Dianggap Kurang Baik, Nakes Mulai Khawatir

Niat BP2MI ingin menempatkan mereka di Rumah Perlindungan dan Trauma Centre (RPTC).

Arbain menegaskan, ketiganya harus dipisahkan dari para deportan lain karena ditakutkan ada peristiwa yang membuat psikis mereka kembali terganggu jika dibiarkan berbaur dengan deportan lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Regional
Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Regional
Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Regional
Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Regional
Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Regional
Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Regional
Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Regional
Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Regional
Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Regional
Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Regional
KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

Regional
500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

Regional
Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Regional
Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com