Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inisiasi Toleransi Antarumat Beragama di Situs Ndalem Pojok Kediri

Kompas.com - 21/11/2021, 14:36 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com- Toleransi antar umat beragama di Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, memang cukup terasa.

Setiap kali berkegiatan, situs yang merupakan tempat masa kecil Bung Karno tersebut senantiasa melibatkan elemen antar umat beragama.

Bahkan, prosesi doa pembuka tiap kali ada kegiatan juga dipanjatkan secara bergiliran oleh masing-masing pemuka agama yang berbeda.

Pada kegiatan terbaru yakni peringatan Hari Pahlawan misalnya, masyarakat lintas agama tersebut turut serta dalam teatrikal pertempuran Surabaya 10 November 1945.

Baca juga: Potret Toleransi yang Tak Cuma Basa-basi dari Kampung 3 Agama di Jombang

Situs yang juga diyakini sebagai tempat pergantian nama Koesno menjadi Soekarno tersebut juga pernah menggelar kirab kitab suci berbagai agama yang ada di Indonesia.

Hubungan yang baik antar umat beragama itu pun terus berkembang.

Harmonisasi berlanjut hingga pada hubungan sosial kemasyarakatan dengan saling tolong menolong membantu sesama yang membutuhkan.

Menurut Kushartono selaku Ketua Harian Situs Ndalem Pojok, apa yang dipraktikkannya merupakan lelaku atas semboyan negara ini, yakni Bhinneka Tunggal Ika.

"Di mana walaupun kita berbeda-beda tetapi tetap satu bangsa Indonesia. Itu adalah inspirasi dasar mengapa kita harus menghargai perbedaan," ujar Kushartono, Sabtu (20/11/2021).

Bangsa Indonesia, menurutnya, adalah bangsa yang cukup diwarnai keberagaman.

Namun dengan perbedaan itu bukan perbedaannya yang disatukan, tapi kekuatannya yang bisa disatukan.

"Bhinneka Tunggal Ika sendiri sumbernya dari Sutasoma, yang artinya sejak dari dulu leluhur kita mengamalkannya. Jadi seharusnya kita malu kalau tidak melakukannya," lanjutnya.

Baca juga: Potret Toleransi Beragama di Jember Utara, Ada Kitab Injil Berbahasa Madura

Apalagi, menurutnya, landasan dasar negara ini adalah Pancasila di mana perihal ketuhanan dan kemanusiaan melekat padanya.

Sehingga melaksanakan Bhinneka Tunggal Ika maupun Pancasila yang menjadi tuntunan bernegara tersebut menurutnya merupakan bagian dari perwujudan rasa cinta tanah air.

"Dan orang-orang yang beriman pasti punya rasa cinta tanah air karena meyakininya sebagai bagian dari iman. Hubbul wathon minal iman," kata Kushartono.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com