Salin Artikel

Inisiasi Toleransi Antarumat Beragama di Situs Ndalem Pojok Kediri

Setiap kali berkegiatan, situs yang merupakan tempat masa kecil Bung Karno tersebut senantiasa melibatkan elemen antar umat beragama.

Bahkan, prosesi doa pembuka tiap kali ada kegiatan juga dipanjatkan secara bergiliran oleh masing-masing pemuka agama yang berbeda.

Pada kegiatan terbaru yakni peringatan Hari Pahlawan misalnya, masyarakat lintas agama tersebut turut serta dalam teatrikal pertempuran Surabaya 10 November 1945.

Situs yang juga diyakini sebagai tempat pergantian nama Koesno menjadi Soekarno tersebut juga pernah menggelar kirab kitab suci berbagai agama yang ada di Indonesia.

Hubungan yang baik antar umat beragama itu pun terus berkembang.

Harmonisasi berlanjut hingga pada hubungan sosial kemasyarakatan dengan saling tolong menolong membantu sesama yang membutuhkan.

Menurut Kushartono selaku Ketua Harian Situs Ndalem Pojok, apa yang dipraktikkannya merupakan lelaku atas semboyan negara ini, yakni Bhinneka Tunggal Ika.

"Di mana walaupun kita berbeda-beda tetapi tetap satu bangsa Indonesia. Itu adalah inspirasi dasar mengapa kita harus menghargai perbedaan," ujar Kushartono, Sabtu (20/11/2021).

Bangsa Indonesia, menurutnya, adalah bangsa yang cukup diwarnai keberagaman.

Namun dengan perbedaan itu bukan perbedaannya yang disatukan, tapi kekuatannya yang bisa disatukan.

"Bhinneka Tunggal Ika sendiri sumbernya dari Sutasoma, yang artinya sejak dari dulu leluhur kita mengamalkannya. Jadi seharusnya kita malu kalau tidak melakukannya," lanjutnya.

Apalagi, menurutnya, landasan dasar negara ini adalah Pancasila di mana perihal ketuhanan dan kemanusiaan melekat padanya.

Sehingga melaksanakan Bhinneka Tunggal Ika maupun Pancasila yang menjadi tuntunan bernegara tersebut menurutnya merupakan bagian dari perwujudan rasa cinta tanah air.

"Dan orang-orang yang beriman pasti punya rasa cinta tanah air karena meyakininya sebagai bagian dari iman. Hubbul wathon minal iman," kata Kushartono.


Meski demikian, dia menggarisbawahi, toleransi bukan berarti mencampuradukkan keyakinan agama.

Prinsip keyakinan individu selayaknya dipegang teguh tetapi tetap harmonis dengan menghargai perbedaan antarsesama.

"Jadi bukan toleransi beragama, tetapi toleransi antar umat beragama," pungkasnya.

Pendeta Ngadianto dari Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Segaran adalah salah satu umat Nasrani yang cukup aktif berkegiatan di Situs Ndalem Pojok.

Dia tidak hanya hadir pada kegiatan-kegiatan seremonial kebangsaan tetapi juga aktif dalam beragam kegiatan sosial yang memang sering digelar.

Bagi Ngadianto, makna toleransi adalah upaya menghargai orang lain melalui kasih sayang. Dan itu menurutnya sejalan dengan ajaran keyakinan yang dianutnya.

"Karena Tuhan memang menciptakan berbeda-beda. Tuhan tidak menciptakan kita sama. Jadi kembali ke jati diri sebagai sesama ciptaan Tuhan untuk melestarikan hidup," ujar Ngadianto.

Dia pun terus berupaya mendorong budaya toleransi untuk terus berkembang. Tidak hanya pada keluarga, lingkungan, juga jemaatnya.

Bahkan pada November ini, bagi GKJW Segaran bisa disebut sebagai bulan toleransi. Sebab, selama hampir sebulan ini mereka menggelar aneka kegiatan yang bertemakan toleransi.

"Bulan ini gereja kami punya Bulan Budaya dengan tema 'melestarikan hidup dengan toleransi dan saling berbagi'," ungkap Ngadianto.

Salah satu kegiatannya adalah dengan mengundang elemen umat agama lainnya sebagai bentuk silaturahmi dan tukar pikiran perihal toleransi. Dan itu dilakukan di luar peribadatan.

"Besok malam (malam ini) gereja mengundang teman-teman Ansor, Banser, dan Ndalem Pojok untuk memberikan petuah tentang toleransi. Agar pemahaman itu bisa meluas seluasnya," ujar Ngadianto.

Dalam hubungan sosial, selama ini menurutnya banyak elemen masyarakat yang berkegiatan di gerejanya.

Itu karena pihaknya memang membuka luas dan menyambut baik bagi siapapun yang datang.

"Kami gereja sangat terbuka dan welcome kepada siapapun," pungkasnya.


Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Kediri Agus Budiono sejalan dengan pemikiran Situs Ndalem Pojok. Bahwa Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara yang harus dijunjung.

Sebab selama ini, kata tokoh agama yang akrab dengan sapaan Kang Dalang atau Agus Dalang ini, selama ini banyak yang menggemborkan persatuan namun menolak perbedaan.

Itu menurutnya ironi karena bangsa ini cukup majemuk dengan kultur yang berbeda-beda.

"Sehingga saya mendukung Ndalem Pojok. Mendorong persatuan dalam kebhinekaan," ujar Agus Budiono.

Bagi keyakinannya, kata Agus Budiono, konsep tertinggi pencapaian spiritualitas adalah memahami bahwa semua makhluk adalah bersaudara.

Pemahaman itu bekal harmonisasi agar tercipta kedamaian dan kerukunan antar umat beragama sehingga tercapai semua cita-cita luhur para pendiri bangsa ini.

"Tidak ada lagi sekat, karena dalam kebhinekaan itu aslinya adalah satu. Cara doa apapun intinya adalah demi kebaikan." pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/21/143656278/inisiasi-toleransi-antarumat-beragama-di-situs-ndalem-pojok-kediri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke