Meski demikian, dia menggarisbawahi, toleransi bukan berarti mencampuradukkan keyakinan agama.
Prinsip keyakinan individu selayaknya dipegang teguh tetapi tetap harmonis dengan menghargai perbedaan antarsesama.
"Jadi bukan toleransi beragama, tetapi toleransi antar umat beragama," pungkasnya.
Baca juga: Menjaga Toleransi di Salatiga, Wali Kota: Komunikasi Tanpa Sekat dan Tak Ada Diskriminasi
Pendeta Ngadianto dari Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Segaran adalah salah satu umat Nasrani yang cukup aktif berkegiatan di Situs Ndalem Pojok.
Dia tidak hanya hadir pada kegiatan-kegiatan seremonial kebangsaan tetapi juga aktif dalam beragam kegiatan sosial yang memang sering digelar.
Bagi Ngadianto, makna toleransi adalah upaya menghargai orang lain melalui kasih sayang. Dan itu menurutnya sejalan dengan ajaran keyakinan yang dianutnya.
"Karena Tuhan memang menciptakan berbeda-beda. Tuhan tidak menciptakan kita sama. Jadi kembali ke jati diri sebagai sesama ciptaan Tuhan untuk melestarikan hidup," ujar Ngadianto.
Dia pun terus berupaya mendorong budaya toleransi untuk terus berkembang. Tidak hanya pada keluarga, lingkungan, juga jemaatnya.
Baca juga: Hari Toleransi Internasional, Ini yang Buat Salatiga Jadi Kota Paling Toleran
Bahkan pada November ini, bagi GKJW Segaran bisa disebut sebagai bulan toleransi. Sebab, selama hampir sebulan ini mereka menggelar aneka kegiatan yang bertemakan toleransi.
"Bulan ini gereja kami punya Bulan Budaya dengan tema 'melestarikan hidup dengan toleransi dan saling berbagi'," ungkap Ngadianto.
Salah satu kegiatannya adalah dengan mengundang elemen umat agama lainnya sebagai bentuk silaturahmi dan tukar pikiran perihal toleransi. Dan itu dilakukan di luar peribadatan.
"Besok malam (malam ini) gereja mengundang teman-teman Ansor, Banser, dan Ndalem Pojok untuk memberikan petuah tentang toleransi. Agar pemahaman itu bisa meluas seluasnya," ujar Ngadianto.
Dalam hubungan sosial, selama ini menurutnya banyak elemen masyarakat yang berkegiatan di gerejanya.
Baca juga: Sejarah dan Peringatan Hari Toleransi Internasional 16 November
Itu karena pihaknya memang membuka luas dan menyambut baik bagi siapapun yang datang.
"Kami gereja sangat terbuka dan welcome kepada siapapun," pungkasnya.