Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak di Jambi Bergelantungan pada Jembatan Rusak untuk Pergi ke Sekolah, Ini Penjelasan Kades

Kompas.com - 13/11/2021, 10:57 WIB
Suwandi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Sejumlah siswa di Desa Aur Duri, Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin, Jambi, melewati jembatan rusak untuk pergi ke sekolah selama enam bulan terakhir.

Anak-anak itu sengaja memilih melewati jembatan rusak tersebut karena membuat jalur tempuh ke sekolah lebih dekat.

Mereka menantang bahaya dengan bergelantungan di jembatan yang memiliki panjang puluhan meter itu.

Kepala Desa Aur Duri M Riskiawan mengatakan, aksi para siswa itu sangat berbahaya.

"Bahaya sekali. Karena mereka hanya bergantungan di sisi jembatan. Kita sudah nasehati, tapi namanya anak-anak, tetap saja mereka nekat," kata Riskiawan melalui sambungan telepon, Sabtu (13/11/2021).

Menurut Riskiawan, jembatan itu sudah rusak sejak enam bulan lalu. Salah satu sling atau tali jembatan gantung itu putus pada Jumat (14/5/2021).

Baca juga: Harimau yang Terkam 2 Warga di Merangin Berhasil Ditangkap

Riskiawan mengaku telah melaporkan kerusakan jembatan itu kepada Pemkab Merangin. 

Jembatan itu, kata dia, tak cuma sebagai akses bagi anak-anak pergi sekolah. Namun, juga akses utama bagi masyarakat desa untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan.

Dana membangun jembatan gantung, kata dia, cukup besar. Sehingga, dana desa tidak bisa digunakan memperbaiki jembatan.

Meski masyarakat sangat bergantung dengan jembatan itu, Riskiawan menyebut, masih ada akses lain bagi warga untuk melewati sungai.

Pada sisi sungai lain, ada jembatan yang kondisinya sangat baik. Namun, butuh 30 menit perjalanan untuk menuju jembatan itu dari desanya.

"Ada jembatan lain. Tapi untuk ke sana, itu bisa lebih dari 30 menit. Jadi anak sekolah memilih jembatan rusak, karena lebih cepat, sampai ke sekolah," jelas Riskiawan.

 

Untuk mencegah korban jiwa, Riskiawan telah menutup jembatan dengan bambu agar warga tidak melintas.

"Kalau masyarakat tidak mau melewati jembatan yang satunya karena jauh, mereka bisa menyeberang menggunakan rakit," kata dia.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merangin melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut belum mampu memperbaiki jembatan itu tahun ini. Pemkab mengaku tak memiliki dana.

"Tahun 2021 tidak bisa. Karena anggaran sudah tidak ada. Tapi perbaikan akan menjadi prioritas tahun 2022," kata Kabid Bina Marga PUPR Merangin, Yadi Novianto kepada wartawan, Kamis (11/11/2021).

Baca juga: Update Covid-19 di Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, dan Bengkulu 12 November 2021

Yadi mengatakan, perbaikan jembatan itu menjadi prioritas karena dipakai anak-anak untuk berangkat ke sekolah.

Pembahasan penggunaan anggaran untuk perbaikan jembatan itu akan dibahas secara intensif tahun depan. Sehingga, mendapat kejelasan apakah perbaikan menggunakan APBD atau APBN.

Dinas PUPR, kata dia, telah turun ke lokasi meninjau kondisi jembatan yang rusak. Dinas PUPR akan memasang papan pengumunan sementara agar warta tak melewati jembatan rusak tersebut.

Yadi pun meminta maaf, Pemkab Merangin belum bisa memperbaiki jembatan itu. Pemkab Merangin prihatin terhadap kondisi pelajar yang berjuang melewati jembatan rusak untuk pergi ke sekolah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com