Hari Penampahan
Hari Penampahan diperingati pada Selasa Wage wuku Dungulan atau sehari sebelum hari raya Galungan.
Sudiana mengatakan, pada Hari Penampahan, umat Hindu akan mempersiapkan segala yang diperlukan pada saat hari raya Galungan.
Salah satu yang paling khas pada momen tersebut adalah pembuatan Penjor sebagai ungkapan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugrah yang diterima selama ini.
Penjor ini dibuat dari batang bambu melengkung yang diisi hiasan sedemikian rupa.
Selain membuat penjor umat juga menyembelih babi yang dagingnya akan digunakan sebagai pelengkap upacara.
Penyembelihan babi ini juga mengandung makna simbolis membunuh semua nafsu kebinatangan yang ada dalam diri manusia.
Kepercayaan masyarakat Bali pada umumnya, pada hari Penampahan ini para leluhur akan mendatangi sanak keturunannya yang ada di dunia, karena itulah masyarakat juga membuat suguhan khusus yang ditujukkan kepada leluhur yang menyinggahi mereka di rumahnya masing-masing.
Prosesi hari raya Galungan dimulai dengan upacara persembahyangan di rumah masing-masing hingga ke Pura sekitar lingkungan.
Baca juga: Temuan Anak Jadi Pengemis dan Penjual Tisu Saat Pandemi, KPPAD Bali Turun Tangan
Pada momen ini, umat Hindu banyak yang memilih pulang kampung demi menyempatkan diri untuk sembahyang ke daerah kelahirannya masing-masing.
Selain itu, kata Sudiana, bagi umat yang memiliki anggota keluarga yang masih berstatus mapendem atau dikubur, maka anggota keluarga yang masih hidup wajib untuk membawakan banten ke kuburan.
"Atau istilahnya Mamunjung ka Setra Kuburan saat hari Raya Galungan," kata Sudiana.