Teguh mengatakan aksi tersebut, secara umum membawa 12 tuntutan secara nasional dan dua tuntutan regional.
Di antaranya, kata dia, mendesak pemerintah segera memenuhi target bauran energi dan segera melakukan percepatan transisi energi kotor menuju energi baru terbarukan.
Mereka juga menuntut pemerintah untuk memberikan afirmasi PPPK guru berusia di atas 35 tahun dan masa mengabdi lebih dari 10 tahun untuk diprioritaskan kelulusannya.
Baca juga: Kunjungan ke Samarinda, Wapres Dialog dengan Murid SD
Kemudian, mengangkat langsung guru honorer yang berusia di atas 50 tahun serta mendesak Presiden Jokowi untuk segera menerbitkan Perpu terhadap Undang-undang Omnibus Law beserta turunannya (Ciptaker dan Minerba).
Sementara, dua tuntutan lokal yakni penindakan tegas tambang ilegal dan meminta Gubernur Kaltim, Isran Noor diminta kerja serius.
"Isran Noor tidak main-main sebagai Gubenur Kaltim," tegas dia.
Kabag Humas Polresta Samarinda AKP Annisa Prastiwi belum merespons saat dihubungi Kompas.com.
Diketahui, Ma'ruf Amin bersama rombongan tiba di Bandara APT Pranoto Samarinda, sekitar 08.57 Wita menggunakan pesawat Kepresidenan Boeing Business Jet 2 (BBJ-2).
Baca juga: Protes 2 Tahun Jokowi-Maruf, Buruh Bakal Gelar Unjuk Rasa di Istana
Ia mengenakan batik orange dan kopiah hitam. Ma'ruf didampingi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian bersama beberapa pejabat lainnya.
Kunjungan Ma'ruf Amin ke Samarinda dalam sejumlah agenda di antaranya Dies Natalis Universitas Nahdlatul Ulama, pimpin rapat pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pelayanan publik bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan beberapa agenda lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.