Sementara untuk penyebab kematian ibu, lebih pada kondisi pendarahan pascamelahirkan.
Para ibu mengalami stress. Di samping kondisi mereka yang harus berjuang dalam kondisi hamil, mereka juga harus melalui sejumlah prosedur pemeriksaan standar Covid-19 sebelum mendapat pelayanan inti.
"Para ibu yang meninggal lebih pada kondisi eklampsia yang memang rentan dan berakibat kematian. Kembali pada kendala geografis dan proses rujukan yang memakan banyak waktu di perjalanan juga," kata Soleh.
Baca juga: Kesenjangan Gender Tingkatkan Risiko Kematian Ibu Melahirkan hingga Kekerasan terhadap Perempuan
Kendala lain adalah kurangnya tenaga dokter di sekitar 21 Puskesmas yang ada di Kabupaten Nunukan.
Saat ini, hanya ada satu orang dokter di setiap Puskesmas. Dokter ini merangkap menjadi spesialis dan menangani UGD.
Sebaran yang tidak merata mengakibatkan kondisi pelayanan di Puskesmas sangat tidak maksimal.
Soleh menjelaskan, dengan jumlah penduduk Nunukan yang diasumsikan sekitar 200.000 jiwa, maka prosentasenya adalah setiap Puskesmas harus melayani 12.000 pasien.
"Kita memiliki 98 dokter dengan 26 dokter spesialis dan sisanya dokter umum. Sayangnya mereka terkonsentrasi di satu wilayah dan sebarannya tidak merata. Jadi ini menjadi catatan juga untuk pemerintah. Kita ada sekitar 21 Puskesmas, tapi tenaga dokter yang ditugaskan hanya 30. Idealnya setiap Puskesmas kalau mau efektif harus dua dokter, ini jadi catatan IDI," tegasnya.
Untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak, dibutuhkan sebuah sarana yang layak seperti transportasi yang mengakomodir kebutuhan pasien di perjalanan.
Baca juga: Perawatan Saluran Cerna, Kunci Cegah Kematian Bayi Prematur
Masih kata Soleh, menangani dua pasien dengan kategori tersebut, butuh kehati-hatian dan berpacu dengan waktu sehingga tenaga dokter spesialis sangat menentukan nasib mereka.
"Penting untuk melihat kasus ini sebagai focus perhatian. Kita mencatat kekurangan dokter untuk Puskesmas padahal SDM-nya ada. Dan ketika seandainya mereka ditempatkan di wilayah tertentu, tolong Pemda bisa pastikan ada jaminan perlindungan hukum bagi mereka, ketersediaan fasilitas dan kesejahteraan para dokter," kata Soleh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.