BLITAR, KOMPAS.com - Suasana hujan mendadak berubah menjadi kepanikan ketika suara empasan pohon jati terdengar di rumah pensiunan guru, Siti Muslikhah (62) di Dusun Kasim, Desa Ploso, Kecamatan Selopuro, Blitar, Jawa Timur, Kamis (28/10/2021).
Dalam sekejap, pohon jati menimpa rumah dan nyaris mengenai kepala Siti Muslikhah.
Peristiwa itu terjadi saat Siti sedang memberikan les privat pada kedua siswa SD, Nabila dan Alta.
"Bu Siti, itu pohonnya timpa rumah Ibu!" teriak seorang siswa disusul jerit histeris Siti.
Baca juga: Rutin Setor PBB, Warga Desa di Blitar Kaget Temukan Tuggakan Bertahun-tahun, Sekdes Dilaporkan
Siti mengemukakan, pohon jati tersebut terletak 9 meter dari rumahnya.
Pohon itu memiliki diameter 40 sentimeter.
Peristiwa bermula saat hujan deras disertai angin kencang mengguyur Kabupaten Blitar, Kamis (28/10/2021) siang.
Menurutnya hujan turun sejak pukul 12.00 WIB. Namun sekitar satu jam kemudian, curah hujan semakin tinggi.
"Waktu itu saya baru memindahkan sepeda motor agar tidak kehujanan. Kemudian saya menghampiri anak-anak dan menanyakan soalnya apa sudah selesai dikerjakan," tutur Siti saat ditemui oleh Kompas.com, Jumat (29/10/2021).
Kurang lebih pukul 13.30 WIB, tiba-tiba terdengar suara gerakan batang pohon disusul bunyi empasan pohon.
Ketika dua muridnya itu mendongakkan kepala ke arah Siti, mereka melihat pohon jati roboh menimpa rumah.
"Justru anak-anak yang memberi tahu saya, 'Bu Siti, itu pohonnya timpa rumah Ibu,'" Siti kembali menceritakan peristiwa tersebut.
Setelah menyadari yang terjadi, Siti dan dua siswi kelas VI SD tersebut berteriak histeris.
Baca juga: Diduga Gelapkan Dana PPB Senilai Ratusan Juta Rupiah, Sekdes di Blitar Dilaporkan ke Polisi
Siti yang panik lalu membawa kedua muridnya ke rumah adik Siti yang berada sekitar 50 meter dari rumahnya.
Sementara suami Siti, Miftahul Huda, berusaha memindahkan perabot rumah agar tidak terguyur air hujan.
Sebab, asbes atap rumah hancur tertimpa pohon hingga mengakibatkan lubang menganga.
"Ada 16 asbes yang rusak dan harus diganti. Tulang-tulang penyangga atap juga rusak," kata Huda.
Baca juga: Tarif Tes PCR Turun Jadi Rp 250.000, Pemkot Blitar Segera Kirim Edaran ke Instansi Terkait
Empasan batang pohon jati itu juga mengakibatkan tembok rumah bagian atas runtuh sepanjang lebih dari 5 meter.
"Pohon itu menimpa persis di atas konstruksi tembok penyekat ruang tamu dan kamar, jadi syukur tertahan oleh tembok itu," ujar Huda.
Siti sempat menangis histeris, namun dia mengaku bersyukur lantaran mereka masih selamat.
"Syukur alhamdulilah tidak ada yang terluka, terutama anak-anak murid saya juga baik-baik saja," ujar pensiunan guru yang masih aktif mengajar di SDN Klemunan 2, Kecamatan Wlingi itu.
Baca juga: Wali Kota Blitar Bantah Menghindari Ganjar di Makam Bung Karno
Sekitar 20 menit setelah kejadian, personel BPBD tiba di rumah Siti.
Petugas memindahkan batang pohon jati yang menimpa atap dan tembok rumah Siti.
Menurut Huda, musibah yang terjadi bukan kali pertama.
Sekitar 200 meter dari rumahnya, pohon sengon juga patah dan menimpa rumah ibunya akibat terpaan angin kencang. Peristiwa itu terjadi beberapa saat sebelum pohon jati menimpa rumahnya.
"Tapi syukur tidak terlalu parah seperti yang terjadi di rumah saya," ujarnya.
Wilayah Kecamatan Selopuro dan sekitarnya selama beberapa tahun terakhir memang merupakan satu wilayah yang berisiko tinggi mengalami bencana angin kencang dan disertai hujan.
Pantauan Kompas.com, sejak pagi hari ini, di area persawahan tidak jauh dari rumah Siti, terlihat para petani sibuk memanen dini berhektar-hektar padi yang roboh dan rusak akibat hujan deras disertai angin kencang Kamis kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.