BANDUNG, KOMPAS.com - Sebanyak 24 kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, berpotensi menghadapi bencana longsor saat musim hujan pada akhir tahun.
Hal tersebut diketahui berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bandung Hendra Hidayat mengatakan, hal itu tercatat berdasarkan analisis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) soal cuaca ekstrem yang diprediksi melanda kawasan Bandung.
Kini, BPBD sudah menetapkan status tanggap darurat.
Baca juga: 105 Siswa dan 12 Guru Terpapar Corona, 22 Sekolah di Bandung Ditutup
"Artinya, masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, atau bantaran sungai, agar meningkatkan kewaspadaan berkaitan dengan potensi bencana hidrometeorologi," kata Hendra seperti dikutip dari Antara, Rabu (27/10/2021).
Hendra menyebutkan, 24 kecamatan itu yakni Kecamatan Arjasari, Baleendah, Banjaran, Cangkuang, Cicalengka, Cikancung, Cilengkrang, Cileunyi, Cimaung, dan Cimenyan.
Kemudian, Ciparay, Ciwidey, Ibun, Kertasari, Kutawaringin dan Margaasih.
Selain itu, Kecamatan Nagreg, Pacet, Pamengpeuk, Pangalengan, Paseh, Pasirjambu, Rancabali dan Soreang.
Baca juga: Masuk ke Taman Kota di Bandung Akan Gunakan Aplikasi PeduliLindungi
Dari 24 kecamatan itu, BPBD mencatat, ada 124 desa yang berpotensi menjadi titik longsor.
Pihak BPBD sudah menyampaikan imbauan kewaspadaan itu ke setiap kecamatan dan diteruskan ke setiap desa.
Selain longsor, menurut Hendra, banjir bandang juga perlu diantisipasi pada musim hujan ini, karena seiring meningkatnya curah hujan.
"Masyarakat di bantaran sungai pun perlu berhati-hati, karena longsor juga bisa berpotensi menimbulkan banjir bandang, karena berpengaruh membuat sungai tersumbat," kata dia.
Baca juga: Siap-Siap, Tarif Parkir di Pusat Kota Bandung Dipastikan Naik pada Awal Tahun 2022
Ia meminta masyarakat intensif berkomunikasi dengan BPBD dan melakukan upaya pencegahan.
Misalnya, masyarakat bisa menganalisis potensi longsor apabila ada rekahan tanah, atau menghilangkan sumbatan-sumbatan di sungai guna meminimalkan potensi banjir bandang.
"Karena kalau banjir genangan, itu bisa terprediksi, biasa terjadi kalau misalnya di Kertasari hujan, 2 atau 3 jam setelahnya itu banjir terjadi di Baleendah atau Bojongsoang. Jadi yang harus diwaspadai itu longsor dan banjir bandang," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.