Peninggalan Majapahit yang juga ada di Kediri adalah Candi Surowono.
Lokasinya berada sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Kediri, tepatnya di Desa Canggu, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Candi berlatar belakang agama Hindu abad 14 itu mempunyai ukuran 8x8 meter persegi dengan tinggi 5 meter.
Keseluruhan bahannya menggunakan batu andesit. Orientasi bangunan menghadap barat.
Pada dinding tubuh candi terdapat ornamen pahatan relief yang menggambarkan beberapa cerita.
Relief cerita Arjunawiwaha pada panel utama candi, cerita Bubhuksah-gagangaking berada pada dinding sudut timur, serta cerita Sri Tanjung pada sudut barat daya.
Relief juga menghiasi kaki-kaki candi. Pada titik ini terdapat pahatan yang menggambarkan cerita Tantri, atau cerita dunia binatang.
Terdapat juga ragam hias pada sudut kaki candi. Yakni berupa Ghana (raksasa kerdil) dengan posisi jongkok di mana kedua tangannya terangkat ke atas, seolah-olah menjunjung bangunan candi.
Baca juga: Mengulas Kehidupan di Sisi Timur Ibu Kota Kerajaan Majapahit...
Kepala Seksi Museum dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri Eko Priatno mengatakan, fungsi Candi Surowono merupakan tempat pendharmaan Bhre Wengker yang bernama Wijayarajasa yang meninggal pada tahun 1388 masehi.
"Sebagaimana diceritakan dalam kitab Negarakrtagama," ujar Eko, di Kediri, Selasa (29/6/2021).
Bhre Wengker, kata Eko, adalah salah satu kerabat Hayam Wuruk yang bertahta sebagai raja vasal di daerah Wengker.
Saat ini, daerah itu masuk wilayah antara Madiun-Ponorogo.
Adapun pembangunan candi itu sendiri, lanjut dia, dilakukan setelah 12 tahun dari masa kematian Bhre Wengker.
Sebuah ritual yang disebut Upacara Sradha menyertai pembangunannya.
"Wijayarajasa yang didharmakan pada candi ini kemungkinan adalah orang yang sama dengan orang yang menerbitkan Prasasti Kusmala." ujar dia.