Yudist dikenal sering mengunggah berbagai konten seperti sulap, prank, eksperimen, vlog, review, dan aneka keseruan lainnya.
Jejaknya dalam pembuatan content digital cukup mentereng.
Misalnya, ia pernah berkolaborasi dengan Raffi Ahmad, Baim Wong, Ria Ricis, Panji Petualang, Merry Riana hingga Demian Aditya.
Namun, saat pertama kali terjun ke dunia YouTube, Yudist mengawalinya dengan konten sulap.
Seperti cara duduk melayang, merubah kertas menjadi uang, cara mendapatkan nomor telepon perempuan dengan kartu sulap dan sejenisnya.
"Konten sulap itu berlangsung selama setahun. terus kemudian ganti konten, waktu itu sulap itu ada kendala, salah-satunya sulap itu tidak bisa di ulang-ulang, sedangkan YouTube itu kan kita harus upload terus dengan beda. Jadi, untuk menciptakan ide baru sangat berat kalau dituntut untuk terus upload di YouTube," tutur dia.
Satu tahun setalahnya, yakni di tahun 2017, Yudist memilih konten prank sebagai konten andalannya. Konten itu berjalan berjalan hingga tahun 2018.
Konten unggulan Yudist yang terus berjalan hingga saat ini adalah konten keseruan.
Dimulai sejak tahun 2019, konten ini mampu mengantarkan Yudist memiliki hampir 11 juta subscriber.
Baca juga: Cerita Siboen, YouTuber Lulusan SD Berpenghasilan Rp 150 Juta, Sempat Dikira Pesugihan
Kini, Yudist mengaku tengah fokus menggarap kontent keseruan yang berkaitan dengan hobi dan olahraga.
"Semua yang berbau hobi kita kontenin sama olaharaga juga. kenapa? karena pandmi ini banyak orang nganggur, jadi hobi-hobi pada naik," pungkas dia.
Perjalanan menjadi YouTuber tak selalu mulus. Hal itu juga dialami oleh Yudist.
Di tahun pertamanya, ia bahkan harus merogoh uang sekitar Rp 100 juta untuk ia investasikan di seluruh konten YouTube miliknya.
Rp 100 juta tersebut ia alokasikan untuk keperluan sewa kamera, lensa, bayar editor, hingga properti konten yang harus digunakan.
"Satu tahun itu hampir sekitar 60 video, itu uang yang dikeluarkan sekitar Rp 100 juta," kata dia.
Buah kerja keras Yudist di industri YouTube baru dirasakan di tahun kedua. Ia mengaku mendapat pemasukan dari YouTube sekitar jutaan.
"Tahun ketiga itu saya baru meraskan endorse pertama, nah di sana saya merasa industri ini bisa di profesionalkan. Ada tawaran job, dari perusahaan besar, nilainya lumayan besar," kata dia.
Yudist mengatakan, sumber pemasukan YouTube tak hanya didapat dari adsense. Endorse atau brand deal juga sangat berpengaruh terhadap pendapatan.
Dari pendapatannya tersebut, Yudist mengaku sudah bisa mempekerjakan 15 orang tim yang tergabung dalam manajemen.
"Kalau ditanya tim, mulai tahun ketiga di 2018 sudah punya tim, jadi punya satu orang, dia itu jadi kameramen dan editor, terus bertambah jadi 3-4 orang dan seterusnya. Hari ini sudah 15 orang," terang dia.