Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembuat Sabu di Lumajang Pakai Metode Baru yang Berisiko Tinggi Timbulkan Ledakan

Kompas.com - 24/10/2021, 15:19 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Pembuat narkoba jenis sabu yang digerebek polisi di Lumajang, Jawa Timur, disebut gunakan metode baru, yakni shake and bake.

Kepala Subdirektorat Narkoba Bidang Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah Jawa Timur AKBP Imam Mukti mengatakan, metode ini berisiko tinggi menimbulkan ledakan akibat reaksi termokimia.

Hal itu dimungkinkan bisa terjadi lantaran sejumlah bahan kimia dicampurkan dalam satu wadah.

Baca juga: Polisi Gerebek Rumah Produsen Sabu di Lumajang, Pelaku Disebut Gunakan Metode Baru dan Berbahaya

Usai dicampur, bahan-bahan kimia tersebut kemudian dikocok. Selanjutnya, produsen melakukan proses pengkristalan untuk menghasilkan sabu.

“Saat proses pencampuran bahan-bahan tersebut memiliki potensi ledakan," ujarnya, Minggu (24/10/2021).

Imam menjelaskan, metode baru pembuatan sabu ini adalah yang kali pertama ditemukan di Jawa Timur (Jatim).

"Metode ini baru ada pertama kali di Jatim. Pelaku tergolong sangat berani karena risiko metode ini sangat tinggi," ucapnya.

Baca juga: Sidang Kasus 11 Polisi Nakal di Sumut, Kanit Narkoba Jual 5 Kg Sabu Hasil Tangkapan Rp 1 Miliar

 

Gerebek empat rumah tangkap lebih dari satu orang pelaku

ILUSTRASISHUTTERSTOCK ILUSTRASI

Ada empat rumah yang digerebek tim gabungan Polda Jatim dan Kepolisian Resor Lumajang pada Kamis (21/10/2021).

Empat rumah tersebut berada di lokasi yang berbeda di Kabupaten Lumajang.

Satu rumah berlokasi di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh. Sedangkan, tiga lainnya bertempat di Desa Wonogriyo, Kecamatan Tekung.

Baca juga: Seorang Sopir di Surabaya Ditangkap karena Edarkan Narkoba, Polisi Sita Sabu Senilai Rp 15,5 Juta

Rumah-rumah itu diduga digunakan sebagai pabrik pembuatan narkoba jenis sabu.

Imam menuturkan, polisi mengamankan lebih dari satu orang dalam penggerebekan. Menurut pengakuan mereka, teknik membuat sabu dipelajari dari YouTube.

Akan tetapi, beber Imam, polisi tak mempercayai hal tersebut. Polisi menduga ada ahli yang mengajarkan cara meracik sabu kepada pelaku.

"Pengakuan pelaku masih didalami, karena tidak mungkin belajar membuat sabu dengan metode ini hanya belajar dari YouTube," ungkapnya.

Baca juga: 11 Anggota Polisi Tanjungbalai Kompak Jual Narkoba Hasil Tangkapan, Berawal dari 76 Kg Sabu Dalam Kapal

Sita 30 bahan kimia

Ilustrasi sabu-sabu (SHUTTERSTOCK).KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL Ilustrasi sabu-sabu (SHUTTERSTOCK).

Dalam penggerebekan ini, polisi menyita sejumlah bahan kimia.

Imam menyampaikan, bahan-bahan tersebut banyak yang memenuhi sebagai unsur pembuat sabu, seperti adanya aseton dan soda api.

Baca juga: 2 Kurir Antar 6 Kg Sabu dari Malaysia, Akan Diedarkan ke Madura dan Jember

"Ada 30 jenis bahan yang diamankan. Semuanya memenuhi unsur pembuatan sabu,” terangnya.

Polisi masih melakukan pendalaman terhadap kasus ini. Polisi juga belum menetapkan tersangka terkait kasus pembuatan narkoba jenis sabu ini.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Surabaya, Achmad Faizal | Editor: Dheri Agriesta)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Regional
Pilkada Bangka Selatan, PDIP Berpotensi Usung Kembali Petahana Riza-Debby

Pilkada Bangka Selatan, PDIP Berpotensi Usung Kembali Petahana Riza-Debby

Regional
Puluhan Sopir Angkut Barang di Pelabuhan Pangkalbalam Kehilangan Pekerjaan

Puluhan Sopir Angkut Barang di Pelabuhan Pangkalbalam Kehilangan Pekerjaan

Regional
KKB Kabur Saat Pasukan TNI dan Polri Tiba di Homeyo Intan Jaya

KKB Kabur Saat Pasukan TNI dan Polri Tiba di Homeyo Intan Jaya

Regional
KPU Wonogiri Tetapkan 50 Caleg DPRD Terpilih, 6 Mengundurkan Diri

KPU Wonogiri Tetapkan 50 Caleg DPRD Terpilih, 6 Mengundurkan Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com