Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi dan Motif Perampokan Kantor Money Changer di Manado

Kompas.com - 23/10/2021, 23:06 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Seorang kontraktor berinisial JGF (60), warga Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), ditangkap polisi.

Tersangka ditangkap karena merampok kantor money changer di Manado.

Kapolresta Manado Kombes Pol Elvianus Laoli menjelaskan, perampokan di tempat penukaran uang yang berada di Jalan Wolter Monginsidi, Kelurahan Bahu, Kecamatan  Malalayang itu terjadi pada Jumat (22/10/2021) sekitar pukul 09.45 Wita.

Kejadian tersebut membuat warga kaget, apalagi peristiwa itu sempat viral di media sosial.

Tak lama setelah kejadian tersebut, tim Inafis Polda Sulut dan Polresta Manado mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Baca juga: Rebut Pistol Milik Pelaku, Perempuan Ini Gagalkan Perampokan Money Changer

Dari situ, tim terus mengembangkan dan menganalisa terkait dengan kejadian ini.

Kemudian, tim lapangan baik dari Tim Maleo Polda Sulut, Resmob Satreskrim Polresta Manado dan Resmob Polsek Malalayang melaksanakan pencarian berdasarkan hasil olah TKP yang sudah teridentifikasi pelakunya.

"Tersangka ditangkap di rumahnya di Kelurahan Bahu, Jumat (22/10/2021) malam," ujarnya dalam keterangan pers, Sabtu (23/10/2021).

Adapun kronologi kejadian, kata Laoli, tersangka memasuki Kantor Money Changer dengan berpura-pura akan menukarkan uang.

Sesampainya di dalam kantor, tersangka mengeluarkan satu buah palu dari tasnya dan mengancam korban untuk memberikan uang.

Baca juga: Perampok Satroni Kantor Money Changer di Manado Ditangkap, Mengaku Terlilit Utang

Tersangka berpikir korban saat berdiri akan melawan, sehingga palu yang tadi dipegang digunakan untuk memukul korban.

"Dipukul ke arah kepala korban dan korban pun berteriak, sehingga membuat tersangka semakin panik dan kembali menganiaya dengan palu tersebut dan menendang ke arah wajah serta menginjak bagian dada korban," katanya.

Namun, tersangka terus memukuli dengan tujuan agar korban tidak berteriak.

"Kemudian langsung membuka laci meja yang di dalamnya ada uang dan mengambil uang tersebut dan dimasukan ke tas abu-abu yang memang sudah dibawa dari awal oleh pelaku," ucap Laoli.

Tersangka saat akan meninggalkan lokasi mengambil barang-barang di dalam kantor dan dilemparkan ke arah korban.

"Salah satunya mesin penghitung uang yang dilemparkan ke kepala korban, dan saat itu korban meninggalkan lokasi. Kerugian sampai saat ini yang kita dapati adalah uang tunai sebesar Rp 14.300.000 juta," ungkapnya.

Laoli mengatakan, tersangka nekat merampok karena impitan ekonomi.

"Pelaku ini sering mengikuti judi online," kata Laoli.

Terlebih karena uangnya habis dipakai judi online, pelaku yang berprofesi sebagai kontraktor harus membayar honor para tukang yang dipekerjakannya.

Saat ditangkap di rumahnya, petugas mendapatkan satu buah laptop. Di dalam laptop tersebut ada surat wasiat.

Isinya bahwa pelaku berencana melakukan percobaan bunuh diri.

"Di dalam tulisan tersebut tersangka memohon maaf kepada keluarganya karena sudah membuat malu keluarga dengan melakukan permapokan diakibatkan tersangka hobi judi online," kata Laoli.

Polisi juga mengamankan barang bukti berupa satu buah kaus berkerah warna hitam yang digunakan tersangka saat merampok.

Selain itu, satu buah celana jeans warna dongker, satu buah sepatu kanan warna hitam-putih, satu buah tas dukung warna abu-abu yang digunakan pelaku saat melakukan tindak pidana.

Kemudian, satu unit mobil Nissan Juke warna merah beserta kuncinya.

"Ini yang digunakan mobilisasi tersangka, dan satu buah palu panjang 26 centimerter kepala palu terbuat dari besi," ungkap Laoli.

Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 365 ayat 2 KUHP sub Pasal 362 KUHP dengan ancaman pidana paling lama 12 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Regional
Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Regional
Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Regional
Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com