KILAS DAERAH

Kilas Daerah Jawa Tengah

Peringati Hari Santri, Ganjar Berharap Santri di Indonesia Makin Adaptif dan Menginspirasi

Kompas.com - 22/10/2021, 13:30 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berharap, para santri di seluruh Indonesia dapat mengikuti perkembangan zaman sehingga menjadi lebih adaptif, dan selalu memberikan inspirasi.

Santri itu persis dengan siswa, tetapi ilmu agamanya lebih dalam. Dengan demikian, kecerdasan spiritual mereka sudah bagus, hanya tinggal membangun dan menyesuaikan kecerdasan intelektual serta emosional,” imbuhnya seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (22/10/2021).

Apabila kecerdasan spiritual hingga emosional bisa dibangun, kata Ganjar, bisa dikatakan santri tersebut telah memiliki sesuatu yang lengkap.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober.

Baca juga: Hari Santri Nasional, 9 Tips agar Santri Betah Mondok

Sebagai wujud mangayubagyo atau penyambutan, Ganjar sengaja mengenakan pakaian ala santri dengan baju koko putih, sarung batik, peci hitam, dan sandal selop berwarna cokelat saat akan menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Provinsi Jateng.

Penampilan Ganjar ala santri itu cukup menarik perhatian. Sebab, ia biasanya ke berangkat kantor mengenakan pakaian batik yang ditetapkan sebagai seragam wajib setiap Jumat.

"Kami pada Jumat (22/10/2021), merayakan Hari Santri. Jadi kami pergi ngantor pakai sarung," katanya,” saat ditemui sebelum berangkat ke kantor Gubernur Jateng.

Bukan hanya Ganjar, pakaian ala santri juga wajib dikenakan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. 

Pasalnya, Ganjar telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 450/0014496 tentang peringatan Hari Santri pada Kamis (21/10/2021).

Baca juga: Hari Santri, Wapres Harap Pesantren Terus Cetak Ulama yang Ikuti Perkembangan Zaman

SE tersebut mewajibkan kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng untuk menggunakan pakaian ala santri.

"Jadi Insya Allah untuk ASN di Pemprov Jateng semua menggunakan sarung dan pakaian santri. Untuk ASN yang beragama lain boleh menyesuaikan dan tidak wajib," jelas Ganjar.

Menurutnya, mengenakan pakaian ala santri bukan hanya simbol semata. Dengan pakaian ini, ia berharap bisa memberikan satu spirit nasionalisme.

Hal yang paling terpenting, kata dia, semua orang bisa meneladani bagaimana perjuangan para ulama serta para santri saat resolusi jihad dikumandangkan.

Baca juga: Jokowi: Santri Seharusnya Tak Lagi Cari Kerja tapi Ciptakan Kesempatan Kerja

"Saat itu pula siapapun diantara kita (pejabat dan masyarakat) bisa berkontribusi pada keberlangsungan pembangunan bangsa dan negara,” ucapnya.

Ganjar menyatakan, tidak sedikit pondok pesantren (ponpes) yang menjadi titik-titik perjuangan. Untuk itu, ia kembali menegaskan agar semangat para ulama dan para santri bisa diteladani dengan baik.

Sebagai informasi, selama seharian penuh, orang nomor satu se-Jateng ini akan menjalankan tugasnya dengan pakaian ala santri.

Adapun kegiatan tersebut dimulai dengan menghadiri rapat paripurna di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jateng, memimpin Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Jateng, hingga meninjau pabrik kendaraan listrik.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com