KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Indonesia bakal memiliki ekowisata baru yang menawarkan kegiatan alam dengan pemandangan indah di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat.
Destinasi wisata baru ini bernama ekowisata Eiger Adventure Land (EAL), terletak di kaki Gunung Gede Pangrango, Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekowisata adalah wisata berbasis alam yang menekankan pembelajaran lingkungan dan memastikan lingkungan tidak dirusak wisatawan atau kegiatan wisata.
Arti lainnya adalah, wisata yang dilaksanakan di hutan atau di mana saja dengan memanfaatkan lingkungan alam sebagai obyeknya.
Ekowisata juga mengutamakan konservasi budaya, pemberdayaan sosial, dan ekonomi masyarakat lokal.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meresmikan langsung pembangunan ekowisata Eiger Adventure Land yang digadang-gadang bakal menjadi pariwisata alam berstandar internasional.
Kawasan ekowisata yang berada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) ini akan menghadirkan beberapa iconic landmark seperti cable car atau kereta gantung sepanjang 863 meter, dan suspension bridge atau jembatan gantung terpanjang di dunia, yakni sepanjang 530 meter.
Baca juga: The 516 Arouca Portugal, Jembatan Gantung Terpanjang di Dunia
Jembatan gantung ini akan mengalahkan jembatan gantung di Arouca, Portugal, yang hanya memiliki panjang 516 meter.
Selain itu, akan ada juga berbagai fasilitas yang menitikberatkan pada kegiatan alam tropis seperti forest adventure, cultural walk, adventure playground, traditional village, the sanctuary, hiking, camping, overlanding, dan kegiatan alam lainnya.
Ekowisata Eiger Adventure Land direncanakan mulai beroperasi dan dibuka untuk umum pada awal 2023.
Para wisatawan diharapkan bersabar, karena harus menunggu 2 tahun lagi.
Chairman PT Eigerindo Multi Produk Industri (MPI) Ronny Lukito mengatakan, ekowisata tersebut dibangun di lahan seluas 325 hektar, dengan nilai investasi sebesar Rp 800 miliar selama 5 tahun.
Pembangunan didukung dan dibantu oleh pihak-pihak terkait seperti Kemenparekraf, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Besar TNGGP, PTPN VIII, Pemkab Bogor dan Pemprov Jawa Barat.
Ronny menyebutkan, pihaknya sudah memenuhi izin dan persyaratan ketat dari KLHK.
Dari total luas lahan tersebut, menurut Ronny, Eiger hanya mengggunakan 1,75 persen lahan terbangun yang bersifat semi permanen.
"Bangunan yang digunakan pun semi permanen dan selebihnya kami memastikan masih hijau. Itu pun semua bangunannya berbentuk panggung, jadi enggak ada yang menempel seperti beton," kata Ronny usai mendampingi Menparekraf di lokasi peletakkan batu pertama, Minggu (17/10/2021).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.