Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/10/2021, 15:09 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wakil Direktur Utama dan Group CEO PT Indika Energy Tbk Azis Armand menyampaikan, pihaknya memiliki target menjadi perusahaan yang netral karbon pada 2050 dan mencapai 50 persen pendapatan dari sektor non-batu bara pada 2025.

“Indika Energy berupaya untuk konsisten dengan komitmennya untuk mengurangi eksposur perusahaan terhadap batu bara,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (12/10/2021).

Hal tersebut disampaikan Azis saat hadir dalam kegiatan penanaman mangrove yang digelar Indika Energy di Desa Pondong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, pada Senin (11/10/2021).

Sebagai informasi, dalam rangka memperingati hari jadi yang ke-21 pada 19 Oktober 2021 mendatang, Indika Energy dan anak-anak usahanya melakukan penanaman 21.000 mangrove di area seluas lebih dari empat hektar (ha) di berbagai wilayah operasional.

Baca juga: Mengintip Peta Mangrove Nasional 2021, Seperti Apa Kondisi Indonesia?

Penanaman 21.000 mangrove ini bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dan mengurangi emisi karbon.

“Keberlanjutan merupakan tujuan dan elemen inti dari hal-hal yang dilakukan Indika Energy. Kami ingin memastikan kegiatan usaha, pemberdayaan masyarakat, dan konservasi lingkungan dapat berjalan selaras dengan niat kami untuk memberikan energi kepada bangsa Indonesia demi masa depan yang berkelanjutan,” jelas Azis.

Kegiatan penanaman mangrove dilakukan Indika Energy dengan melibatkan masyarakat dan kelompok usaha bersama setempat untuk menjaga dan memulihkan ekosistem di wilayah pesisir.

Penanaman mangrove dilakukan secara bertahap oleh anak-anak usaha Indika Energy, yaitu Multi Tambangjaya Utama (MUTU), Petrosea, Tripatra, dan Interport di sekitar wilayah operasional masing-masing di Kabupaten Paser dan Kariangau (Kalimantan Timur), Kabupaten Katingan (Kalimantan Tengah), Cilegon (Banten), dan Sorong (Papua Barat).

Baca juga: Pemerintah Luncurkan Peta Mangrove Nasional untuk Keperluan Rehabilitasi Lingkungan

Lebih lanjut, Azis mengatakan, pihaknya akan memastikan mangrove yang ditanam akan dirawat dan direhabilitasi secara baik.

“Sehingga abrasi laut dapat dicegah, emisi karbon dapat diserap lebih banyak, serta biota di sekitar pesisir semakin seimbang dan lestari,” tuturnya.

Untuk diketahui, Indonesia memiliki hutan mangrove terbesar di dunia seluas kurang lebih 3,5 juta ha. Namun, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, lebih dari 40 persen hutan mangrove di Tanah Air saat ini dalam kondisi rusak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com