Lurah Rohmad mengungkapkan, rumah bagi Sukardi ini merupakan rumah kedua yang diberikan pada ODGJ telantar di desanya.
“Satu rumah yang lain itu sebenarnya keluarga tanggung jawab. Tapi, karena sering kambuh maka diberi di rumah sendiri, sayang rumah tidak layak,” kata Rohmad. Pemdes dan masyarakat lantas membangunkan rumah layak bagi ODGJ ini.
Kasus ODGJ di desanya cukup banyak. Rohmad mengungkap ada sekitar 15 kasus ODGJ perlu penanganan serius yang terdata di 2018.
Baca juga: Nakes di Karimun Kepri Dikirimi Bungkusan Makanan Berisi Tanah Kuburan
Perjalanan waktu, sebagian besar sudah terawat baik bersama pendamping dan keluarganya.
“Sekarang tinggal sembilan. Tapi hanya satu yang perlu perhatian khusus. Yang lain, orangtua mendampingi dan banyak yang sudah bisa mengambil obat sendiri. Mereka terawat baik oleh keluarganya,” kata Rohmad.
Upaya memberi tempat layak bagi ODGJ telantar jadi bagian dari konsep ‘ desa sebagai omah ayem-ayem’ atau rumah nyaman dan tentram yang diterapkan pemerintah desa Kebonharjo.
Konsep ini menggambarkan situasi tentram desa tidak hanya dirasakan warga pada umumnya tapi juga sampai kelompok difabel, ODGJ hingga lansia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.