Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duka Istri Korban Bentrokan Berdarah Lahan Tebu, Ditinggal Suami Saat Hamil 7 Bulan

Kompas.com - 06/10/2021, 20:39 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - Bentrokan berdarah di lahan tebu PG Jatitujuh di perbatasan Kabupaten Majalengka dan Indramayu, Jawa Barat, menewaskan dua petani warga Majalengka pada Selasa (5/10/2021) sekitar pukul 11.00. 

Dua warga Majalengka yang tewas adalah Suhenda dan Yayan. Keduanya merupakan anggota kelompok kemitraan PG Jatitujuh. 

Suhenda, salah satu korban bentrokan berdarah, meninggalkan seorang anak dan istri yang sedang hamil 7 bulan.

Baca juga: Bentrok Berdarah di Lahan Tebu Majalengka, 2 Tewas, Saksi: Saat Itu Seperti Perang, Kami Diserang, Semua Pekerja Berlarian...

Nani, istri Suhenda, tak menyangka akan ditinggal sang suami kehamilannya sudah mendekati bulan lahir.

Saat ditemui Bupati Majalengka Karna Sobahi, Nani mengaku mencoba ikhlas mengetahui sang suami meninggal dunia saat perselisihan berdarah tersebut terjadi.

Ia juga mengaku akan mencoba menerima kenyataan pahit tersebut meski terasa sulit.

"Terima kasih Pak Bupati. Insyaallah saya ikhlas," kata Nani, yang sudah delapan tahun menikah dengan Suhenda ini, seperti dikutip dari Tribunjabar.id, Rabu (/10/2021).

Sementara, korban Yayan meninggalkan lima orang anak dan seorang istri.

Baca juga: Bentrok Dua Kelompok Tani di Lahan Tebu Majalengka, 2 Warga Tewas, Camat Jatitujuh: Gara-gara Perselisihan Lahan

Provokasi gerombolan preman

Kepolisian Resor Indramayu menunjukan barang bukti bentrokan berdarah di kawasan lahan tebu Hak Guna Usaha (HGU) PT Rajawali 2 Jatitujuh. Dalam insiden tersebut, polisi menetapkan 7 orang sebagai tersangka.KOMPAS.com/MOHAMAD UMAR ALWI Kepolisian Resor Indramayu menunjukan barang bukti bentrokan berdarah di kawasan lahan tebu Hak Guna Usaha (HGU) PT Rajawali 2 Jatitujuh. Dalam insiden tersebut, polisi menetapkan 7 orang sebagai tersangka.
Kapolres Indramayu, AKBP M Lukman Syarif memberikan keterangannya seputar bentrokan berdarah di lahan tebu. 

Ia mengatakan, kejadian tersebut akibat ulah segerombolan preman yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (FKamis).

Baca juga: 2 Petani Tewas dalam Bentrok Maut di Lahan Tebu, Ini Penjelasan PG Jatitujuh dan Bupati Indramayu

Para preman itu memprovokasi dan mengintimidasi para petani hingga terjadinya penyerangan.

"Bisa saya sampaikan bahwa ada segerombolan preman yang ingin menguasai lahan, dia mengintimidasi para petani yang bermitra dengan PG Jatitujuh," ujar dia, seperti dikutip dari Tribunjabar.id, Rabu (/10/2021). 

Baca juga: Bentrokan Berdarah di Lahan Tebu Indramayu, Ini Motif Ormas yang Melakukan Provokasi

Lukman mengatakan, peristiwa tersebut ini sebenarnya tidak perlu terjadi, para petani penggarap lahan itu diketahui juga tidak tahu apa-apa.

Hanya saja, ada yang memprovokasi hingga terjadilah kejadian penyerangan tersebut.

"Begitu mereka bertemu di lahan tebu, kemudian ada yang memprovokasi, kira-kira seperti itu," ujar Lukman.

Halaman:


Terkini Lainnya

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com