PONTIANAK, KOMPAS.com - Sejumlah bangunan untuk karantina bagi pekerja migran Indonesia (PMI) yang melintasi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, Kabupaten Sambas dan PLBN Entikong, Kabupaten Sanggau, penuh.
Hal ini dikarenakan ramainya PMI yang bekerja di Serawak, Malaysia, kembali ke Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson menyebut, PMI yang masuk dari Serawak, Malaysia, bisa mencapai 100 orang per hari.
"Fasilitas karantina bagi PMI di perbatasan ditempatkan di gudang dan hanggar. Sehingga bisa terjadi penumpukkan karena yang datang dalam sehari bisa mencapai 100 orang," kata Harisson kepada wartawan Jumat (1/10/2021).
Baca juga: Tempat Karantina di PLBN Aruk dan Entikong Penuh, Sebagian PMI Dibawa ke Pontianak
Berdasarkan hitungan logis, lanjut Harisson, saat PMI harus menjalani karantina selama delapan hari maka paling tidak tempat karantina tersebut akan diisi 800 hingga 1.000 orang.
Akibatnya, tempat karantina yang disediakan sudah tidak memadai.
"Ternyata kembali terjadi kepadatan dan kerumunan seperti awal. Sedangkan di sana kita ketahui air kurang, toilet terbatas," ujar Harisson.
Kondisi ini yang menyebabkan Kalbar sempat menjadi sorotan, bahwa PMI justru berkerumun dan padat sehingga rentan terjadi penularan Covid-19.
"Untuk itu Gubernur Kalbar dan Panglima Kodam XII Tanjungpura memerintahkan PMI dikarantina di Kota Pontianak dengan fasilitas hotel bintang tiga," ungkap Harisson.
Harisson memastikan, selama ini petugas di perbatasan menerapkan prosedur ketat dalam penanganan PMI.
Setiap PMI yang hendak masuk melalui PLBN wajib menunjukkan surat keterangan negatif Covid-19 berdasarkan pemeriksaan PCR di Malaysia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.