Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumur Minyak Ilegal di Jambi Terbakar Selama Dua Pekan, Habiskan 2,5 Hektare Hutan

Kompas.com - 29/09/2021, 18:58 WIB
Jaka Hendra Baittri,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.COM - Hampir dua pekan kebakaran di sumur minyak ilegal di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi, belum juga padam.

Peristiwa itu juga membakar sekitar 2,5 hektare hutan yang berada di sekitar lokasi.

 

Kapolres Batanghari AKBP Heru Ekwanto mengatakan, pihaknya bersama tim asesmen Pertamina turun untuk mencari solusi dari kebakaran tersebut, Rabu (29/9/2021).

“Iya sudah hari ke-12, hari ini tim assesment Pertamina turun untuk cari data dan mendiagnosa sumur yang terbakar untuk menentukan ambil langkah apa dalam memadamkan kebakaran ini,” ujarnya melalui pesan WhatsApp kepada Kompas.com.

Baca juga: Pelaku Pengeboran Sumur Minyak Ilegal Ditangkap, Tersangka: Upahnya Rp 50 Ribu, Saya Tak Ada Pekerjaan Lagi

Sementara itu, Bupati Batanghari M Fadhil Arief mengatakan, dalam sumur minyak itu terdapat kandungan gas sehingga kebakaran tak juga padam hingga kini.

Dia mengatakan, tambang minyak ilegal itu sudah marak sejak 2017 dan membuat seluruh lahan di sekitar lokasi rusak dan tercemar minyak.

Baca juga: 14 Pemodal Tambang Minyak Ilegal Ditangkap, Sudah Rusak Hutan Lindung dan Cemari Sumur Warga

“Hanya saja, kondisi yang terbakar ini adanya di lokasi terdalam yang mana akses begitu jauh dan sulit dilalui kendaraan. Tambang sumur minyak ilegal yang terbakar itu dilakukan mereka (penambang ilegal) di kawasan konsesi, lahan wilayah perusahaan yang memang sulit dijangkau," ungkapnya.

Fadhil mengatakan, Pemerintah Kabupaten Batanghari pun melakukan tindakan mitigasi seperti menumbangkan pohon-pohon yang ada di sekitar lokasi guna mencegah meluasnya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Selain itu, pihaknya mendirikan posko untuk petugas pemadaman api dan petugas yang menertibkan tambang minyak ilegal.

Pemkab juga menunggu diagnosa dari Pertamina terkait upaya pemadaman ini.

Sebab, menurut Fadhil, banyak yang mesti diperbaiki di daerah tersebut.

"Mulai dari pemulihan lahan dan itu biayanya sangat begitu besar,” ujarnya.

 

Terbakar sejak 18 September

Terpisah, Sekretaris BPBD Batanghari Samral Lubis mengatakan, tim yang ada di sana sudah melakukan pengendalian kebakaran tersebut dengan menebang pepohonan dengan jarak 50 meter dari titik kebakaran.

Kebakaran yang terjadi pada tanggal 18 September 2021 itu menghabiskan sekitar 2,5 hektar hutan.

“Agar tidak meluas karhutlanya sudah kita coba kendalikan,” katanya.

Samral mengatakan, kebakaran itu bermula dari seorang pekerja tambang ilegal yang sedang bekerja dan terjadi percikan api di tambang itu.

“Dari situ kebakaran meluas, membakar semak-semak dan pepohonan di sekitar situ,” katanya.

Dia mengatakan, korban yang diketahui ada satu yang merupakan pekerja tambang tersebut.

“Tapi kita tidak tahu (korban lain), pekerja lainnya melarikan diri dan tidak diketahui berapa orang yang berada di sana waktu itu,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com