MUSI BANYUASIN, KOMPAS.com - Para penambang minyak ilegal yang berada di Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan menjad risau setelah pihak kepolisian menutup lokasi tersebut agar tak ada lagi aktivitas pengeboran ilegal yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
Pantauan Kompas.com, lokasi pengeboran minyak ilegal ini berada di kawasan lahan konsesi. Akses menuju lokasi cukup sulit lantaran hanya jalan tanah merah tanpa dilapisi aspal.
Jika hujan, kendaraan yang masuk tak akan bisa keluar karena ban mobil maupun motor akan menjadi selip karena terbalut oleh tanah.
Baca juga: Banyak Oknum di Balik Pengeboran Sumur Minyak Ilegal, Pemerintah Rugi Rp 3 Triliun Per Tahun
Para penambang ini mendirikan pondok yang terbuat dari kayu beratapkan daun nipah.
Beberapa warga yang bukan penambang pun ikut mencari peruntungan dengan membuka warung dadakan untuk melayani para penambang ilegal di lokasi tersebut.
Setidaknya, dalam tiga hari sekali para pedagang ini harus keluar hutan belanja kebutuhan, seperti air bersih hingga mie instan dan minuman saset yang diperlukan untuk berdagang.
Baca juga: Sumur Minyak Ilegal di Musi Banyuasin Makin Marak dan Meresahkan, 290 Sumur Ditutup
Dicky (32) salah satu penambang mengatakan, ia selama ini menggantungkan hidup dari penggalian sumur minyak tersebut.
Setidaknya, untuk penggalian satu sumur ia harus mengeluarkan Rp 80 juta dengan kedelaman 200 meter.
"Itu jika beruntung dapat minyak, kalau lagi sial kami tidak dapat apa-apa,"kata Dicky, saat ditemui di lokasi, Rabu (28/4/2021).
Baca juga: Suling Minyak Ilegal dan Meledak Akibat Bakar Sampah, Pria Ini Ditangkap
Dengan adanya operasi penertiban sumur minyak ilegal oleh jajaran Polres Musi Banyuasin, Dicky pun mengaku kebingungan untuk mencari pendapatan lain.
Sebab, ia telah menjadi seorang penambang sejak 2005 lalu.
"Kalau ini ditutup kami mau makan apa? Semestinya dari dulu ditindak, kenapa baru sekarang? Kami cuma mau cari makan," ujarnya.
Baca juga: Razia Gabungan, Petugas Rusak Puluhan Sumur Minyak Ilegal di Muaro Jambi
Situasi pandemi Covid-19 menurut Dicky membuat warga banyak menggantungkan hidup menjadi penambang minyak ilegal karena sulitnya mendapatkan pekerjaan.
Sehingga, dalam beberapa waktu terakhir aktivitas pengeboran minyak pun menjadi semakin masif.
"Banyak yang bergantung hidup disini. Karena semuanya punya keluarga yang harus dihidupi," ungkapnya.