Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Perwakilan Telah Diundang Presiden, Mengapa Peternak Blitar Tetap Lakukan Aksi Protes?

Kompas.com - 28/09/2021, 08:46 WIB
Asip Agus Hasani,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Yesi mengakui, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah mengatur harga jagung dan harga telur yang wajar melalui Permendag.

Di dalamnya, harga jagung dipatok di kisaran harga Rp 4.000 - Rp 4.500 per kilogram dan harga telur Rp 19.000 - Rp 21.000 per kilogram.

Namun, bagi peternak ketetapan dalam pemerintah melalui Permendag terbukti tidak memiliki kekuatan yang memadai.

Imbasnya,  harga jagung dan telur bisa naik dan turun dengan rentang yang cukup tinggi.

"Sebenarnya terutama harga telur. Kalau pas jatuh seperti di tengah PPKM lalu bisa hanya Rp 12.000 per kilogram. Terpaut Rp 8.000-an dengan Permendag," ujarnya.

Karena itu, tambahnya, peternak menuntut adanya Perpres tersebut dengan harapan memiliki kekuatan hukum yang lebih besar.

Baca juga: Ini Temuan dari Struktur Kuno di Blitar yang Diduga Kompleks Bangsawan Era Majapahit

Tolak integrator budidaya ayam

Salah satu tuntutan peternak adalah meminta pemerintah menyerahkan sepenuhnya budidaya ayam, termasuk ayam petelur ke peternak rakyat.

Menurut Yesi, selama ini perusahaan integrator, perusahaan pakan peternak dan bibit ayam (DOC), masuk ke ladang pembudidayaan ayam hingga memroduksi telur.

Dengan modal besar dan penguasaan alat produksi dari hulu hingga hilir, jelasnya, perusahaan integrator mampu menekan biaya produksi menjadi sangat rendah.

Pada akhirnya, hal ini membuat peternak rakyat dihadapkan pada persaingan dengan perusahaan integrator yang tidak mungkin dimenangkan oleh peternak rakyat.

"Padahal kami peternak rakyat ini sudah memiliki ketergantungan ke perusahaan integrator yang menyediakan pakan konsentrat dan DOC," ujarnya.

Baca juga: Kronologi Pemuda di Blitar Bunuh Teman Usai Pesta Miras, Tersinggung Ucapan Korban

Menurut Yesi, sebenarnya sudah ada peraturan menteri pertanian yang membatasi masuknya integrator ke ranah pembudidayaan dan produksi telur hanya 2 persen saja.

Namun, peternak meyakini batasan itu telah lama dilanggar, perusahaan integrator memroduksi telur dalam jumlah yang sangat signifikan hingga memengaruhi harga telur di pasaran.

"Kami menuntut pemerintah memberikan hak bagi peternak rakyat untuk dapat hidup dan berusaha," ujarnya, sembari menambahkan bahwa tanpa perlindungan maka peternak rakyat akan habis tergulung persaingan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com